Selasa, 10 Maret 2009

Tuturku akan ikhtiar ini...

Flek coklat senin (22 Feb 09) kala itu menggoncangkan hatiku, hatiku yang baru saja terbang. mungkin salah kalau aku terlampau girang, dan mungkin memang tidak baik kuterlewat bahagia. tapi aku hanya ingin mensyukuri anugrah-Mu, keperrcayaan-Mu yang kudapati sebelum penat itu menyapaku. kuyakini... diri ini tlah siap, raga ini tlah mampu menopang segala apa untuk bekal itu. kuselalu mengingatnya, kuselalu menantinya... tapi ternyata pengalaman pahitku 7 bulan lalu mampu hadirkan kekuatiran yang meninggi, hingga aku bermimpi dan sedihnya seakan semua tlah suratan.

kamis (26 Feb 09) aku perdarahan diikuti rasa sakit yang teramat dalam, perut ini kaku hingga kram, tubuh ini menggigil kedinginan, bibir ini hanya bisa istigfar kepada-Mu... hari itu dan diwaktu itu pasrahku atas semua yang terjadi dan akan terjadi. aku pilu... aku luluh layu, ternyata rasa sakit itu mampu menghentikan air mataku. kutahu tak seharusnya aku begitu. kutahu ada satu hati lagi yang terkoyak. dan aku tak mau membuatnya kuatir... jerit ini sedikit tertahan... tapi sakit ini tak kuasa kulupakan. kupanjangkan nafas ini seraya menyebut asma-Mu ya Alloh...

VK bersalin adalah rujukan dokter yang kuyakini aku akan mendapatkan yang terbaik disana. Ya Alloh akankah mimpi burukku jadi kenyataan...bayangan kondisi kuret dah di ambang mata... tapi sontak aku kuat karena Hameem yang mendampingiku, yeah aku harus kuat. bukan aku klo lemah, dan bukan aku klo menyerah... kram itu sedikit berkurang, alhamdullilah ya Alloh... tapi aku kembali lemas.. lunglai krn gumpalan darah itu besar banget, banyak banget...

tapi kembali kutersadar, ada hati disana yang terkoyak, yang kuatir, yang juga luka dan kutahu itu meski dia menyembunyikannya, meski dia tampak kuat, meski dia selalu hibur dan temaniku. yeah aku ga boleh begini, sadarku menguatkanku, rasa sayang ini tumpah mengharu untukmu, buatmu dan hanya bagimu...

kupandangi selang inpus yang tergantung disampingku... hingga aku tak sadar kapan jarum ini ditancapkan tadi, sakitnya sudah tak berasa. tapi kenapa aku masih mual pas ada aroma2 itu.. apa engkau masih ada... apa engkau masih bisa membuatku begini...kuraba perut ini, membelainya... ugfff ingin tumpah segala apa yang tertahan, tapi hangat damaimu memelukku kemudian, dan kembali membawaku dalam pendewasaan diri yang teramat dalam, yeah sangat-sangat dalam hingga aku tertuju dalam suatu pintu, pintu yang dengan sengaja terbuka sebelum kuketuk, sepertinya tahu jika aku akan kesana.

inilah sekarang aku, terbaring lunglai dengan seribu bait harapan, dengan secercah sinar menghampar. bsk aku USG, dan semuanya baik2 saja.. yeah kuyakini itu sebagai tongkat penopang ragaku. malampun menggelayut dan akupun tak bisa pungkiri kesunyian ini, benar-benar menyiksaku... tertidur hanya dalam hitungan menit dan terbangunku dalam ribuan kalinya. hati, fikiran, lamunan, bayangan, angan tak ujung-ujungnya seirama... semuanya ingin menang sendiri dalam egois ini. dipersimpangan ini kembali ku mengingatmu ya Robbi...
suster menyapaku dengan kursi rodanya... uugff... kucoba topang tubung ini dengan tanganku.. aku turun dan di dorong ke ruang radiologi... dingin banget rasanya menyayat nadi, tampak smile terindahku pagi itu. inilah aku dengan segala optimisku, cuman satu tujuanku, aku ga mau lihat hameem sedih.. dan semoga segala apa yang menjadi niatanku semalam bisa membawa aura positif tuk kabar baek pagi ini. ketika dokter menggerakan kursor di monitor di depanku dia bilang ini bu anakna dan ini ari2nya... Subhanaalloh... kuingin menagis bahagia tapi tak bisa, ku ingin peluk hameem tapi ga mungkin, cuman ucapan syukur Alhamdullilah, Engkau Maha Besar dan Engkau Maha Agung........

bersambung.....

Tidak ada komentar: