Minggu, 21 Desember 2008

Yang ke-2

Sabtu pagi jadwalku ke Delta Surya, kok males yah... mana semalam sampek rumah jam 3 pagi... huhhfff kok kerjaan ga ada habisnya klo diturutin.aku inget harus menelan beberapa suap nasi untuk rutinitas ini, biar tensiku ga drop. ee setelah sampek sana dan di tensi ternyata masih 90/70. "Sudah makan ini tadi?" tanda suster Nina... Bismillah ajalah... semoga gapapa..



Meski lumayan berasa, Alhamdullilah aku bisa lewatin terapiku yang ke2 ini. ee lha dalah Hameem pingin juga diozon, Hamem pingin ngerasain gimana rasanya... mau ngerasain apa yang kurasakan halah....
walah trus sapa yang moto ntar klo hamem ozon juga, hehhee gt pikirku

Senin, 08 Desember 2008

Toksoplasma

Toksoplasma merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit mikroskopik yang dapat hidup di dalam sel manusia dan hewan, khususnya kucing dan hewan ternak.


Bagaimana penyebaran toksoplasma?

* Kontak langsung dengan kotoran kucing yang terinfeksi toksoplasma (kucing terinfeksi ketika memakan hewan pengerat, burung, atau hewan kecil lainnya yang terinfeksi).
* Memakan daging mentah dan setengah matang
* Memakan buah atau sayuran yang tidak dicuci yang telah terkontaminasi kotoran.
* Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi toksoplasma selama hamil
* Transfusi darah dan transplantasi organ dari pendonor yang terinfeksi tokplasma.

Tanda dan gejala

Penyebaran parasit dari hewan ke manusia terkadang tanpa disertai gejala apapun dan bervariasi. Infeksi toksoplasma dapat dibagi ke dalam tiga bentuk dasar :

1. Toksoplasma bawaan sejak lahir, dimana anak sudah terinfeksi sejak dalam kandungan ibunya.

Bila mengenai pada trimester pertama maka kelainan yang diderita anak paling buruk dibandingkan bila mengenai trimester kedua atau ketiga. Bayi yang terinfeksi akan lahir prematur dengan ukuran tubuh kecil. Selain itu bayi mengalami kelainan sistem saraf dan otak hingga mengakibatkan keterbelakangan mental. Tanbahan pula bayi mengalami kerusakan mata yang parah. Jadi, sebelum anda merncanakan kehamilan, pastikan kondisi ibu sehat dan tidak terinfeksi toksoplasma.

2. Toksoplasma yang menginfeksi anak dengan kekebalan tubuh baik (sehat).

Biasanya jarang menunjukkan gejala terinfeksi atau hanya menunjukkan pembengkakan kelenjar ludah yang biasanya terlihat di leher anak (gondok), terus menyentuh leher, dan kelenjar menjadi lebih besar atau lebih kecil selama beberapa bulan.

3.Toksoplasma yang menginfeksi anak dengan kekebalan tubuh rendah (sakit).

Anak dengan sistem kekebalan tubuh rendah-anak yang menderita AIDS, kanker, sehabis menjalani transplantsi organ-sangat mudah terinfeksi toksoplasma. Gejala-gejala yanng ditunjukkan meliputi demam, kelainan jantung, sakit kepala, kelainan mental, dan mengalami gangguan gerak, berbicara, berpikir, dan penglihatan.

Sekali seseorang dinyatakan terinfeksi toksoplasma maka akan menetap selamanya, hanya dalam kondisi pasif. Infeksi dalam kembali aktif bila sistem kekebalan tubuhnya turun drastis karena terinfeksi HIV atau menjalani terapi kanker.

Pengobatan

Bila ibu hamil atau yang memiliki kekebalan tubuh rendah terinfeksi toksoplasma, pengobatan atas gejala yang muncul tidak diperlukan karena akan hilang sendiri. Tapi, bila yang terinfeksi anak-anak maka segera bawa ke dokter karena dapat mengindikasikan penyakit lain disamping toksoplasma.

Pencegahan

Tips Menangani Makanan

* Masak daging sampai benar-benar masak, jangan sampai terlihat warna merah karena menandakan daging masih mentah atau setengah masak.
* Cuci tangan dengan sabun dan air setiap kali selesai memegang daging mentah atau sayuran yang belum dicuci.
* Cuci seluruh buah dan sayuran sebelum disajikan.
* Bekukan daging mentah sebelum memasaknya.
* Cuci semua peralatan memasak dengan air hangat bersabun.

Tips Menangani Kucing

* Jika anda sedang hamil, mintalah bantuan orang lain untuk merawatnya (mengganti tempat tidurnya) atau gunakan sarung tangan.
* Jagalah kucing anda agar tetap berada di dalam rumah agar terhindar dari toksoplasma yang mungkin terdapat di tanah atau hewan kecil yang tetrinfeksi.
* Selalu ingatkan si kecil untk mengenakan alas kaki bila beaktivitas di luar rumah.
* Jangan biarkan kucing memakan daging mentah.
* Bila anda sedang hamil, jangan memelihara kucing baru

(disadur dari http://dokteranakku.com/?p=117)



Sabtu, 06 Desember 2008

Beginilah Terapi Ozonku..

Inilah gambar mesin penghasil ozon...



Kemarin pilihan jatuh di lengan kiriku tuk tempat pengambilan darahnya....


Ozon diambil dari mesin untuk dimasukkan kedalam kantung plastik berisi darah tadi, so terjadi campuran darah dengan ozon


Setelah dikocok2, digoyang2.. halah bahasae.. darahnya dibalik dan dimasukkan lagi ke tubuh ini..


(Melas banget sie tampangku nie, hamem si mo jepret ga bilang2 kan blum action halah)

Yeah.. kok masih separuh yah.. lamanya... keburu ngantuk... ihhh hitam banget yah darahku,apa krn bnyak virusnya yah... ehmm apa kbanyakan dosa, :( Tobat tobat...


(hiks.. tampangku lungset, persis baju belum di strika.. padahal td ketemu sobat lama... hahhah)

Akhir Pekanku Sekarang Hingga 10 Minggu Kedepan


Sabtu lalu, abis dari praktek dokter maya, aku ma hamem laungsung ke RS. Delta Surya untuk melakukan Terapi Ozon, Alhamdullilah tidak antri, suster Neni juga ramah n full smile... sempat ngobrol dengan ibu2 di sebelahku, ternyata beliau karena kencing manis, ada juga embak2 gt, kayaknya lagi hamil, setelah kutanya ternyata dia kaku2 di jari2 tangannya, seperti kolesterol...

sudah di tensi bagus, 110/70.. ee hamem nyletuk, blum sarapan tadi sus, walah akhirnya kamipun ke kantin... nah aku makan paketan ayam plus sayur, hamem biasa wis Nasgor...

eee lha kok jodoh ketemu sahabat lama.. lamaaa banget ga ktemu dia (Debri n pendamping). halah malah critain ini...

Setelah itu kami naik lagi ke ruangan Dahlia, Darahku diambil dengan jarum suntik yang terhubung selang ke sebuah botol. persis seperti donor darah, jadi inget pas donor di kampus pas muda dl... yaelaah jd skr dah tua :D. Selanjutnya kantong yang berisi darah diberi larutan ozon dan dikocok. Darah yang telah bercampur dengan ozon itulah yang disuntikkan kembali ke lenganku, ada juga yang disuntikan, putih warnanya.. setelah kutanya sustenya itu adalah vitamin... metode ini setelah kutanyakan om google adalah Metode AHT (Auto Hemoteraphy). Darahku merah kehitaman, kenapa yah... tapi suster Neni bilang nanti kalau sudah sering di Ozon akan terang.. wah wah.. banyak virusnya kali yah :D

Proses diambil dan dibalikan lagi kurang lebih 1-2jaman... mayan ribet sie, tapi Alhamdullilah aku ga ngerasain apa2.. ee hamem malah yang setia nungguin aku dia yg miris2 di dadanya rasanya.. hehehe ga tega be e istrie di coblos2in.. padahal ni baru pertama, blum apa2.. hiks..:(


tambahan googligku (http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=129474)
-------------------------------------------------------------------------------------
di Indonesia, ozon mulai populer sebagai terapi komplementer sejak tahun 1992 lalu.

"Ozon adalah bentuk gas oksigen yang terjadi ketika gas itu melewati medan listrik bertegangan 20.000 volt," papar dr Welly Sondakh.

Pada saat itu, lanjutnya, sebagian oksigen berubah dari O2 menjadi O3. Ketika berada di dalam darah, ozon yang reaktif dan labil akan kembali menjadi O3 dengan melepaskan singlet oksigen dan energi photon yang sangat bermanfaat untuk menetralisasi radikal bebas.

"Darahpun kembali memiliki kemampuan lebih untuk membawa dan melepaskan oksigen dan nutrisi penting ke seluruh jaringan tubuh. Hasilnya, metabolisme tubuh akan membaik," ujarnya.

Proses itu juga akan membuat molekul pembawa energi kimia semakin meningkat. "Hal ini menjadikan kita lebih bertenaga, sehingga dengan sendirinya penyembuhan penyakit berlangsung lebih cepat. Itulah kenapa ozon bermanfaat untuk mencegah dan mengobati berbagai gangguan penyakit," tuturnya.

Penyakit apa saja yang dapat diobati dengan terapi ozon? Sebagai terapi komplementer, ozon terbukti mampu meningkatkan ketahanan tubuh terhadap berbagai gangguan penyakit akibat infeksi bakteri, virus, dan jamur.

Terapi itu biasanya dipakai untuk mengatasi gangguan sirkulasi darah dan jantung seperti hipertensi, pengerasan pembuluh darah koroner, stroke, vertigo, migrain, impotensi, disfungsi ereksi, ancaman gangren. Juga untuk gangguan metabolisme seperti diabetes, kolesterol, trigleserida, asam urat, rematik. asma, rhinitis, dermatitis, alergi, jerawat, sindroma pre menopause, andropause dan penuaan dini.
------------------------------------------------------------------------------------

Yeah itulah rutinitas baruku saben akhir pekann skr... kencan dengan suster Neny di Delta Surya... Yeah semoga segala apa yang menjadi usahaku ini berbuah kelak...

Terapi Ozon


Sabtu kemarin akhirnya aku bertandang lagi ke klinik dokter maya, untuk kasih lihat hasil test TORCHku yang ke2, dan seperti yang telah kuketahui, virus2 tersebut masih aktif di tubuh ini, sepertinya konsumsi obat aja kurang efektif, dan aku disarankan mengikuti Terapi Ozon..., ini saya kasih pengantarnya ke Delta Surya, nanti menemui suster Neni, nanti darah ibu diambil, dikasih ozon dan vitamain kemudian dimasukan lagi. terapi ini efektifnya dilakukan seminggu sekali sampai nantinya 10 kali, tapi nanti setelah 5 kali kita coba test ulang TORCH, kalau hasilnya sudah negatif, kita bisa hentikan terapi ini... gt penjelasan dokter sambil menulis surat pengantar n resep. what?? apa lagi ini.... huhff...

untuk mengobati penasaranku aku googling n banyak juga ternyata manfaat dari terapi ini (http://www.indospiritual.com/artikel_terapi-ozon-untuk-kesehatan.html)
-----------------------------------------------------------------------------------
"Tubuh manusia butuh sekitar 10.000 liter oksigen per hari agar semua organ bisa berfungsi dengan baik. Oksigen yang tersedia di udara, terutama di perkotaan, sudah tercemar berbagai limbah beracun. Akibatnya, oksigen yang kita hirup tidaklah bersih"

Terapi ozon diyakini bisa meningkatkan kemampuan transportasi oksigen dan hemoglobin darah serta meningkatkan ketahanan dan kelenturan sel darah merah. Terapi ozon juga membentuk peroksida, termasuk alkaoxyl, peraxyl radicals, singlet axygen, ozonides, carbonyls, dan alkens, yang menghilangkan plak penyebab penyempitan pembuluh darah bagi penderita hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia, yang bisa menyulut stroke dan jantung koroner.

Kegunaan lain dari terapi ozon adalah menonaktifkan bakteri, virus, jamur, dan protozoa dengan cara merusak selaput pelinung kuman. Dengan demikian, kuman penyebab hepatitis atau herpes mudah dihancurkan sel-sel tubuh.

Terapi ozon juga sanggup mencegah proses penuaan dini melalui peningkatan enzim pengikat radikal bebas (glutathione peroxidase, catalase, dan superoxide dismutase), menghambat metabolisme sel tumor, meningkatkan kekebalan tubuh, serta memacu reaksi krebs cycle, yang berakibat meningkatnya persediaan energi ATP.

“Energi ATP adalah sumber tenaga untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia,” katanya.

Dua Macam Terapi

Di kliniknya, Dr. Mulyadi menawarkan dua macam terapi ozon. Pertama, Polyatomic Aphaeresis (PA). Metode ini diistilahkan sebagal EBBO (Extracorporeal Blood Circulation Against O2-O3). Caranya, mengambil darah dari pembuluh darah balik di lengan, lalu mengalirkannya ke dalam tabung dialiser yang khusus diberi ozon sesuai kebutuhan.

“Darah hasil terapi dikembalikan lagi ke dalam pembuluh darah balik di lengan lainnya. Dengan kecepatan aliran 90 cc per menit, dalam waktu satu jam dapat diterapi 5.400 cc darah,” tutur anggota World Association Sexual Medicine ini.

Darah yang telah dibiooksidasi, warnanya lebih cerah karena mengandung oksigen lebih banyak dari sebelumnya. Sebaliknya, kandungan radikal bebas dan sampah metabolismenya telah dinetralkan.

Metode kedua, menurut anggota Indonesian Association for Ozone Therapy ini, adalah Auto Hemo Therapy (AHT). Dengan metode AHT, hanya 150 cc darah yang dikeluarkan dari pembuluh balik, lalu segera diberi ozon dengan konsentrasi 27-40 mcg per ml. "Setelah warnanya merah cerah, darah segera dimsukkan ke dalam pembuluh darah balik,” katanya.

Semua alat dan mesin yang digunakan pada terapi ini adalah teknologi Jerman dan telah dipatenkan di Amerika Serikat. Semua alat medis bersifat personal, steril, dan sekali pakai, sehingga aman digunakan. "Tak ada risiko kontak dengan darah orang lain,” katanya lagi.

Mantan kepala Penerangan dan Pelatihan di RS Sulianti Saroso ini menganjurkan penderita DM dengan gangguan DE untuk menjalani terapi sebanyak 10 kali, dengan rentang waktu seminggu sekali. Sementara perokok yang ingin membersihkan darahnya, cukup melakukan terapi sebanyak lima kali.
----------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 19 November 2008

hasil TORCH

aku Test TORCH 1 tanggal 11 Oktober 08 yang abis kuret hasilnya :

IgG Toxo : Positif :26,1
IgM Toxo : Reaktif, index 0,649

IgG Rubella : Negatif
IgM Rubella : Negatif - 0,552

IgG HSV I : Negatif
IgM HSV I : Negatif

IgG HSV II : Negatif
IgM HSV II : Negatif, index 1,1

IgG Anti CMV : Positif, 195,9
IgM Anti CMV : Negatif, index 0,186


trus setelah sebulan jd 11 November 08, aku diminta cek lagi...
eee lha kok naik sieh...

IgG Toxo : Positif :27,8
IgM Toxo : Reaktif, index 0,721

IgG Anti CMV : Positif >250,0

ga tau kenapa, tapi yang pasti si virus masih aktif kali yah di tubuh ini... ehmm padahal masih konsumsi obat dari dokter juga.

Minggu, 02 November 2008

Terapi..

sabtu, pagi2 ku angkat gagang telp rumah, ehmm telp ke tempat praktek dokter maya. wikz dapet no. 14.. ck ck ck imbas dari kepergian dokter maya minggu lalu pikirku. yaudah gpplah, brangkat agak siangan aja biar ga nunggu lama. seneng banget disana rasae liat banyak bumil, alhamdullilah aku udah bisa merasakan seneng atas kebahagiaan orang lain. mataku mulai beradu dengan pasien2 lainnya yang jg mulai bosen rupanya... hamem juga sudah tidak nyaman duduk, n dia nyletuk.. "tau gini tadi bawa NB ya De.." gt sapanya ke aku...memang hubbyku itu.. ga bisa diajak diem dikit aja. akhirnya ta ambilin fruittea apel sukaannya... akhirnya aku dipanggil juga, kali ini tanya usg n tensi darah. setelah nanya ini itu dan inu aku diresepin 2 obat (Imunos dan Spiramycin). pinginnya sih simple nebuh obat di t4 praktek dokternya, ee ada salah satu obat yang ga ada, akhire nebus deh di luar...
Apotek7 adalah saran dari temen2, kataya murah tapi antrinya WOW... yeah obatnya besar2...:( :((

Sesuai rencana tanggal 11 aku test TORCH lagi, ke lab lagi... yeah semoga deh bagus, biar cepet aman untuk program hamil lagi... itulah harapan tertinggiku skr.

Minggu, 26 Oktober 2008

Akhirnya datang juga...

Alhamdullilah... dah dag dig dug.. dah H2C akhirnya yang dinanti datang juga, yeah semoga abis ini normal n lancar... amiinn
mo ke dokter maya tuk terapi antibiotik untuk toxoplasma.. ehmm coba hari ini deh, semoga dah pulang sminarnya..

meski perut agak sedut senut, krn banyak banget nieh..
meski agak pusing n pinginnya uring2an...
tapi tetep ku coba smile tuk senin yang mendung ini..

Kamis, 23 Oktober 2008

2 Bulan sudah

ehmm.. . hehhfff
ga terasa 2 bulan sudah waktu berjalan, Alhamdullilah ikhlas dan 'semeleh' hatiku kian tebal. ada hameem yang selalu hibur aku, ada WK yang setia mendengarkan curhat2anku, temen2 WK yang support juga... Alhamdullilah ya Robb...

Liburan lebaran kemarin aku aku malang, pingin rasae berkunjung ke 'sarean' tempat dedek tidur tenang, tapi takut malah recoveryku kembali 0% lagi, akhirnya hamem aja yang kesana, sama ngirim doa ke eyang, nenek, dan saudara2 yang telah berpulang kepadaNya... pulang dari mudik ke rumah.. ee ada 3 orang tetangga yang melahirkan, duhh yokpo gt rasae jenguk n gendong mereka...yeah semoga cepet ketularan...

Seperti postinganku sebelum ini, toxoku ternyata masih bisa aktif klo kondisi tubuhku melemah, gt kata dokter maya. jadi sebelum hamil disarankan pengobatan dl n test torch lagi tuk pastiin kondisi tubuhku siap. hehhhmmm aku juga belum haid sampai hari ini dah 61 hari, dah minum obat juga 'NORULET' 2 x sehari tapi kok yo masih bandel nieh.. apa sel telurnya belum pecah yah... ehmm rencana mau ke dokter lagi minta pencerahan ee si dokter lagi seminar.. yeah sambil menunggu dokter semoga haid ini datang, huhff... harusnya sih bulan ini dah bisa diprogram hamil lagi klo toxoku -, yeah sekarang mundur lagi deh...tapi memang harus sabar.

Abis ini terapi dl pengobatan toxoplasma... minum antibiotik ktae trus test lagi bulan depan.. mayan mahal sih, tapi ga sebanding lah misal setelah itu dapet hamil n sehat pula... yeah semua tak terkira...

Senin, 13 Oktober 2008

TORCH

Hari sabtu lalu akhirnya aku Test TORCH ma hamem di salah satu Lab swasta di sidoarjo. sabtu2 gitu lumayan sepi tuh Lab.. setelah daftar n kasih surat pengantar, aku test dah ke dalam... kirain di ambil darahnya bakalan banyak krn liat daftar testnya banyak pula, hehhe kirain kayak donor gt.. ealah cuman se spet suntik, cepet banget ga da semenit lah. pas didalem ditanyain ma susternya.. hamil berapa bulan bu.. gubrak..emang ni peyut masih kliatan apa yah hiks.. yawis dengan nada rendah kubilang abis kuret malah mbak hiks

ni hasilnya yang kuambil senin kemarin:


IgG Toxo ma CMV positif
IgM Toxo Reaktif
dan yang lainnya negatif

ntar malam mo ke dokter maya, semoga dapat pencerahan yang berlebih...

Selasa, 09 September 2008

Tiada Jelma

sayup2 terdengar tangismu di jenak tidurku, selintas lalu.... terkadang bertalu samar tawa kecilmu, apakah engkau itu..... hasrat hati tuk dapati, panah hati kian terajut akan hadirnya bangga diri, akan munculnya dewasa ini. engkau bijak di keluhku. yeah akan hadirmu nanti, perwujudan pengabsahan diri... sabar dan ihklas ini, kagen dan rindu ini tidak lain bernada di setiap tembang penghias nurani, bermakna di setiap alur nafas hati.

uuggfff... berat hati nampak kokoh terpatri tak urungkan pengukuhan jati diri yang hakiki, bersumber pada langkah2 kaki, tuk sekedar berpaling hingga berbalik... nafasku sadang tersedak, sakit, perih, lara hati ini kian goreskan dahaga.... yeah dahaga yang sungsang.. sungguh2 malang. bukan bijak hati yang tercipta, terkadang tinggi hati ini merasa menusuk sukma... meski terdapat tahta tertinggi di hati ini, meski ada kesanggupan yang hakiki... yeah.. tiada jelma. lara ini kan sirna, sungguh2 sirna... tawa ini kan nyata sungguh2 nyata... bukan sekedar pengharapan. tapi keyakinan.. InsaAlloh...

Sabtu, 06 September 2008

2 Minggu pasca kuretase

Ga terasa rasae dah 2 pekan, masih sering teringat plus sedih... palagi klo liat bumil wiks rasae yan gimana gitu, mungkin terlalu singkat masa2 itu kurasakan kemarin. testpack 14 Juli hingga kuret 23 agustus, baca2 di WK n browsing2 banyak yang saranin untuk tetep minum susu hamil.. nah itu yangbelum ta lakuin. masih berdos-dos benere susu itu, tapi lihat aja yang gimana gt, huhff...
nie darah sisa2 kuret masih angin2nan, sehari ada sehari enggak.. padahal skr puasa.. yeah jadi saben hari kramas deh, tapi harapanku semoga kayak temen2 semua flek ini bersih dalam 2 minggu, amien... dan semoga juga haid langsung teratur setelah ini, karena banyak yang kacau tuh yang aku baca karena hormonal.
ehmm mo test TORCH benere, tapi kok blum2 aja nieh... abis buka, tarawih gt dah nguantuk. yeah tapi Insaalloh ga sampek akhir bulan ini, krn mo ke dokter Maya lagi nieh klo sekitaran tanggal 23 ntar blum haid sekalian tunjukin hasil testnya.
terimakasih ya Robb.. hamba diperkenankan merasakan masa2 indah itu meski cukup singkat terasa.. dan hamba panjatkan doa dan selalu berusaha agar cepat mendapatkankesempatan berikutnya. amien..

Sabtu, 23 Agustus 2008

Akhirnya...

23 Agustus jam 8.30 kami berangkat ke RS, Alhamdullilah tiada sakit dan rasa apapun yang kurasakan... setelah tadi makan sahur ma hamem jam 3 pagi ma minum obat. setelah daftar dll aku ke ruang kebidanan. aku berbaring di ruang itu.. yeah itulah pengalaman pertamaku di RS. sempat dag dig dug liat peralatan segitu banyak didekatkan ke aku,duh gusti.. paringi kuat. dokter maya datang jam 9.30an. Loh kok masih sedih... semua ini titipan bu, Insaalloh nanti dikasih lagi yang lebih. itulah kata terakhir dokter maya yang terucap... sebelum aku tdk sdarkan diri. sadar2 jam 10:40. ruangan itu sudah sunyi.. dingin banget rasae krn aku di bawah AC ternyata, ga berapa lama susternya datang n aku nanyain hamem... hanya laper yang kerasa. alhamdullilah aku ga ngerasain sakit sedikitpun. pas ke belakang agak pusing2 gt. perkiraanku ga bakal pering dll ternyata salah. Setelah aku bener2 sadar aku liat janin itu, dibungkus plastik kecil... dibilangin ma susternya bahwa semuanya alhamdullilah utuh, ini ari2nya, ini yang bakal jd kepala bla bla bla... Ya Alloh sungguh besar karuniamu. sedih memang klo inget hal itu. akhirnya janin itu dibawa mertua ke malang.. yeah mereka yang lebih tau gmn adat istiadatnya.
'Memang adek ga ada di perut saat ini, tapi adek selalu ada di hati ini' itu yang terucap bila kami inget adek. oh iya obat tuk pemulihanku 3 macem amoxan 500, Mefinal 500, dan Maleat. ada yang abis 2 hari dan yang lainnya 5 hari. yeah istirahat di rumah, pasti bosen, pasti kangen ma temen2 WK-ku... maap ya prend lama ga OL... n ga kabar2i.. semoga kalian semua sehat yah, amien2..

Jumat, 22 Agustus 2008

Tanda tanya itu Runtuh & seakan membenarkan apa yang kutakutkan

nafas panjang dokter Radiologi seakan membenarkan apa yang kutakutkan, kesedihanku berbaur saat kulihat hamem yang begitu down, padahal sosoknya yang tegar (menurutku)... huhff tapi kita berjanji kala itu, memang kesedihan punya kami, memang ujian ini berat terasa, biarlah hanya kita yang tau seberapa dalam rasa ini, seberapa besar harapan ini, kesedihan ini bukan untuk orang lain, dan bukan miliknya jadi Insaalloh kita kuat. yeah.. Kuat tuk dasar sabar dan ikhlasku kini. meski belum final, tapi bayang2 KURET dah di depan mata.. itu yang menggeliat dan terpampang jelas di benakku.
Yeah sore itu, daftar via telp seperti biasanya ke dr.Maya dapet no 2, setelah kusodorkan hasil USGnya dokter menjelaskan satu persatu dengan rinci. memang janin ini telah tiada.. innalillahi wainalilahi rojiun, kapan-nya masih belum bisa dipastikan. sebab musababnya juga masih banyak opsinya.dijelaskan proses yang harus kujalani panjang lebar.. dokter Maya seakan mengerti bagaimana perasaanku saat itu... dan beliau menceritakan apa yang beliau alami dulu..dan beberapa pasien2nya yang lain. kami hanyut memang, ternyata banyak yang lebih dari kami, Yeah.. tambah kuat rasanya aku tuk jalani hidup, setelah kita berusaha karena apapun yang terjadi harus diyakini itu yang terbaik untuk kita. terimakasih to dr.Maya... engkau bukan hanya sekedar dokter menurutku, engkau telah kasih lebih dari itu....
pendek kata aku janjian KURET besok pagi di RS. Delta Surya pagi. suruh puasa 6 jam dan aku dikasih obat GASTRUL Misoprostol 200MG 2 tablet.

thanks to:
Pak Beny yang dah kasih ijin hamem tuk pulang,
pak Trias atas support yang luar biasa, atas ilmu dan pengalaman yang tak ternilai,
Pak Aan - makasih dukungannya, n semuanya
Pak Deny - Matur nuwun pak... segala apa yang telah diberikan sunggung tidak disangka
Makasih juga buat Pak Mul atas dukungan morilnya yang luar biasa...

Mbak Rita - mbak akhirnya aku akan merasakan mbak.. doain yah
Merry - tengkyu yah prend, doain deh cepet yah
dan semua yang ga bisa disebut... makasih, makasih, makasih...
Kami kuat berkat semua, kami bisa karena semua, Semoga ujian ini bawa kami lebih dan lebih yeah semoga ikhlas dan sabar hati ini berdasar dari hati terdalamku. amien

Radiologi... seakan menjawab semuanya meski samar

huhff jumat siang hamem ijin setengah hari, jam 11 aku janjian ma dokter Hendro, SpR. setelah berbaring dengan pasrah, dokter membuka pertanyaan kepaku, kapan haid terakhir, dan usia.. sambil di USG.. yeah bener memang USGnya lengkap banget, sensornya mulai dari yang kecil sampai besar, mulai yang pendek hingga panjang, buta banget lah aku ttg alat itu, banyak banget USGnya gumamku, mulai USG 3D, suara, doppler, tranV atau apalah istilahnya aku ga begitu paham.. bismillah.. sayang hamem ga boleh ikut masuk, jadi aku cuman bisa panjangin nafas.. yeah cman itu pelega hatiku. ternyata bukan aku saja yang ambil nafas panjang, dokternyapun juga.. Ya Alloh tanda apa ini.. dokter kembali bertanya padaku.. anak keberapa bu? pertama dok.. dia ambil nafas panjang lagi... Ya Alloh, tanda2 itu seakan menjawab semuanya dengan samar. yeah inilah beberapa hasil USGku dan surat dari dokter Hendro tuk dokter maya












sorenya aku ke dokter maya lagi tuk serahin hasil diatas...

Kamis, 21 Agustus 2008

PasRahku Kala itu..

Kamis malam aku kontrol ke dokter maya, daftar via telp dapet no 9, lumayan antri waktu itu.. seperti biasa deg2an banget saat waktu USG, lumayan lama alat itu digeser2 di perut ini, duh perasaanku dah ga enak. dokter tanya abis jatuh ya bu? ndak itu, gt jawabku. ga tau deh ekspresiku kala itu gimana, hamem nanya 'emang kenapa dok' dan jawaban dokternya buat aku tersentak. "detak jantungnya (maap) sudah tidak ada", tapi jangan percaya dulu ma hasil ini pak, gimana kalau saya kasih rujukan ke RS. Delta surta, disana USGnya lebih bagus, saya doakan USG saya yang salah. jangan tegang ya bu, bedoa aja pasti yang diatas kasih yang terbaik untuk kita.. bla bla bla.. penjelasan dokter maya yang panjang lebar yang sopan memang tapi buat aku sangat syok,Ya Alloh... pertanda apa ini, huhff dadaku kontan sesek banget.. HPku berdering terus karena emang ibu menuju rumah ma bapak tuk adain 3 bulanan di hari sabtunya.. ya Alloh kuatkan aku. sambil minta nota dokternya kembali menjelaskan panjang lebar ke aku, abis ini langsung daftar aja bu ke radiologi biar bsk pagi bisa USG, dan setelah itu kembali kesini, banyak istirahat ya bu.. saya doakan yang terbaik buat ibu.. bla bla bla, kenapa ya dok gt hamem tanya, padahal bulan lalu kan dah kliatan kelap kelip jantungnya... 'saya masih belum bisa jelaskan pak, kita tunggu hasil dari radiologi besok yah, kalau dilihat dari USG saya ini ada indikasi bayi tidak berkembang. (maap) misal janin sudah meninggal di dalam harusnya ada reaksi pada sang ibu.. mules atau penarahan, tapi kan endak, jadi semoga hasilnya besok baik2 saja...' yeah begitulah panjang lebar penjelasan dokter. ta sepatah katapun yang keluar dari mulutku, cuman panjangin nafas berharap sesak dada ini bisa terobati.
sampai rumah ga bisa tertahan lagi deh kesedihan itu... hamem dengan segala daya menghibur aku, 'udah positif thinking aja lah' padahal aku tau sebenarnya dia juga was-was, kuatir...terbesit di benakku kala itu kemungkinan terburuk adalah KURET, yeah aku harus siap dengan segala apa yang terjadi besok.
rasae ga bisa tidur malam itu, pas ke kamar mandi ternyata ada flek coklat... Ya Alloh.. lemes rasanya badanku, tulang2ku rasae ga bisa menopang tubuhku tuk sekedar melangkah ke kamar.. Ya Alloh... PasRahku kala itu.. semoga hadirkan sabar dan ikhlas hatiku, hamem n keluargaku...

21 Agustus 2008 -- 12 Minggu


Alhamdullilah, dah 12 minggu sekarang..waktu kontrol masih sabtu besok cuman kenapa yah kok pingin maju aja.. yeah ada rasa kuatir memang tapi wajarlah. sampek bsk yah ceritanya semoga baik2 aja, mo liat kelap-kelip jantungnya lagi.. jadi iri deh ma temen2 WK yang udah USG dan dah dapet lambaian tangan adeknya.

Senin, 18 Agustus 2008

Kenapa Yah..

sabtu kemarin tanggal, tanggal 16 Agustus 08 aku ma hamem ke sby, mumpung bisa keluar jadwalku seabreg deh, awalnya ke PMI di embong ploso, jadwal hari itu adalah install software + Training sekalian. alhamdullilah softwarenya hampir kelar. abis itu ke domus jemursari ambil oriflame yang nitip ke ko Harley.. byuh disana kok kerasa berkeringat dingin.. tiba2 gelap.. hampir2 pingsan deh, yaudah aku minta berhenti di pom.. alhamdullilah ma orang pomnya baek hati aku dikasih minum... istirahat ta lanjutin di musholanya snyampang hamem sholat,duhh aku kuatir banget, knapa yah.. padahal juga sudah makan, masak darah rendah lagi.. :( akhirnya jadwal ke chips tuk ambil hardisk ta batalin n langsung ke mess ebes.. ee disana dibeliin bakso kuto yang barusan launching di daerah sedati situ. hemm abis maem bakso trus ke mbak endang antar oriflame trus lanjut lagi ke CITO ketemuan ma pak Erwin dan mbak Irma di Pipo... cerita2 deh ngalor ngidul sampek jam 8nan.. ya ampyun aku sampek lupa padahal ada undangan malam tirakatan tuk 17an di komplekku.. yeah akhirnya ga dateng deh... padahal kirain pas malam itu pembagian hadiah, heheh kan aku menang lomba kreasi jilbab :D hehhe.. ee jam 10an mbak Ira tetangga rumah anterin makan.... hari yang melelahkan, semoa abis tdr capek2 ilang dah...

Jumat, 15 Agustus 2008

14 Agustus 2008 -- 11 Minggu --

Sesungguhnya setiap kalian diciptakan didalam perut ibunya selama empat puluh hari dan dijadikan segumpal darah selama empat puluh hari pula, lalu dijadikan segumpal daging selama empat puluh hari juga, kemudian Allah SWT mengutus kepadanya seorang malaikat dengan membawa empat hal, yaitu diperintah mencatat atau menetapkan amalnya, ajalnya, rizkinya, dan nasib sial ataupun beruntungnya, kemudian ditiupkanlah ruh padanya ( HR.al Bukhari ).


"Fetus telah jadi kira-kira 4cm panjang dan beratnya sudah jadi kira-kira 14 gram, si kecil sudah bisa telan dan akar giginya yang kecil itu sudah mulai terbentuk."

Alhamdullilah ya Alloh... Alhamdullilah, hanya ucapan itu dek, saat mammam mengingat akan kehadiranmu di perut ini, kadang masih terbesit rasa ga percaya, hari ini usiamu 11 Minggu dek. mammam mulai seneng ajak ngomong dedek, klo pappap ma hobbynya elus2 aja. mammam sempat kuatir pas hari minggu kemarin yang mammam ikut jalan sehat, wiks rutenya jauh ternyata... capek banget rasae, tapi Alhamdullilah setelah tidur mammam kembali sehat. masih 1 minggu lagi dik jadwal priksanya, padahal mulai minggu2 kemarin mammam dah ga sabaran pingin tau gimana dedek di dalem. yeah.. masih dalam rangka menghibur diri n update pengetahuanku... browsing, diskusi, n chating ma temen2 WK, lumayan lah bisa buat berbagi, bisa buat hilangin rasa kuatir... masih tetep kondisi badanku Alhamdullilah baik2 saja, tidak mual apalagi muntah.. utuh deh anti mualnya ~_~, udah ga ngerasain gatal2 lagi, ehmm ga sembelit lagi.. yeah lebih nyaman lah...tapi sekarang nyeri/kedutannya dah mulai di seputaran pusar, tapi juga kadang masih di perut bawah kanan dan kiri.
Alhamdullilah dek.. pappap ga jadi luar kota, jadi bisa nemenin kita... baik2 ya dik di perut mammam.ga boleh nakal yah.. ikut mammam kemana-mana :). LuV U

Rabu, 06 Agustus 2008

7 Agustus 2008 --10 Minggu--


hari ini 10 minggu udah usiamu dek... ehmm pingin liat deh benere udahan, tapi jadwal priksa masih lamaa... masih 2 minggu lagi, uuggff sabar2... yeah akhirnya browsing2 aja liat2 hasil USG yang seusiamu... lumayan bisa buat ketawa-kwtawa ndiri.. klo ga yah ke forum WK sharing disana tanya2 yang seumuran... kmr ada yang USG katae 3 cm panjangnya... wuah.. kamu berapa ya dek... pokoknya sehat wis... 'yang kuat yah dek ikut mom kemana-mana, ga boleh rewel yah' kata2 itu yang slalu terucap saat elus2 nieh perut yang udah mulai buncit ;) tapi syukur Alhamdullilah mungkin dedeknya denger yah... aku ga pernah ngerasain apa-apa, ya mual sih tapi jarang banget, muntah kagak sama sekali.. pusing apalagi, ndak deh.. Alhamdullilah Ya Alloh, hamba bisa menikmati masa2 yang indah ini, yeah.. ternyata begitu indah... sangat-sangat menakjubkan, fantastik... terimakasih Ya Robby... semoga segala apa yang terjadi ini adalah berkah.. amien amin..

Kamis, 31 Juli 2008

8 - 12 Minggu


Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh utama janin kini telah terbentuk.

hemmm sekarang dah 9 minggu.. gimana yah dia? pingin USG.... nafsu yah :D

Cari2 info

Setelah kutahu usia kehamilanku n panjang adeknya, aku berusaha cari2 informasi di inet, nah akhirnya aku nemu ini....



Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan <--- hemmm subhanaalloh... menakjubkan



Kondisi ibu memasuki kehamilan bulan-2 :
Anda akan merasakan morning sickness dengan merasakan mual-mual pada saat pagi hari atau pada saat anda mencium bau yang agak menyengat, selain itu anda akan lebih merasakan asam pada mulut anda dan berakibat terjadinya produksi saliva/ludah yang berlebihan dengan hal ini dapat diredam dengan menyikat gigi lebih sering atau memakan permen yang mengandung rasa mint atau pedas yang rendah gula atau memakan buah dengan rasa yang asam seperti mangga muda. <-- alhamdullilah aku ga ngalamin hal ini... ga rewel deh pokoknya, amien amien.. jangan nakal ya dek :D

Minggu berikutnya dari awal memasuki bulan-2 anda akan merasakan tekanan pada perut bawah,dan juga akan lebih sering berkemih hal ini disebabkan karena terjadinya pembesaran pada rahim yang terletak di pelvis dimana letaknya berdekatan dengan saluran kemih dan menekan saluran kemih, selain itu pada kehamilan akan menimbulkan pertambahan cairan pada tubuh yang menyebabkan ginjal bekerja lebih berat dengan melepaskan cairan lebih cepat. <-- nah klo ini iya.. KBLPP mulu deh.. kadang2 nyeri di perut bawah kanan. tapi alhamdullilah ga begitu berpengaruh padaku n ga begitu berasa... cuman aku lebih sering pegangin perut aja :)

Payudara anda akan lebih besar, lebih berat dan lebih kenyal. Selain itu bagian aerola dan nipple juga akan membesar dan akan terjadi perubahan warna menjadi lebih gelap. Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormon pada tubuh anda sebagai persiapan untuk memproduksi susu. <-- sudah mungkin ini, tapi belum kentara betul

Beberapa wanita akan sedikit terjadi perubahan emosional, seperti lebih mudah emosi atau mood naik turun, sering merasa ketakutan tiba-tiba, atau terkadang lebih gembira dan merasa bahagia, lebih sensitif atau tiba-tiba ingin mendapatkan sesuatu atau memakan sesuatu pada saat itu juga dan sifat-sifat emosional lain yang juga sering terjadi pada saat sebelum menstruasi (Pre Menstrual Syndrome). <-- aku biasa aja tuh :D

Pembentukan organ bayi di usia 2 bulan

Jantung bayi sudah mulai berdetak. Organ lain pada bayi seperti paru-paru, pankreas dan otak sudah mulai terbentuk dan berkembang dengan baik, mata bayi anda sudah mulai membentuk lensa, hidungpun sudah mulai terbentuk, aliran darah dan darah pun mulai mengalir, tangan dan kaki mulai terbentuk dengan jari-jarinya. Pada akhir bulan-2 bayi panjang bayi anda kurang lebih 1,7 cm dan berat 1 gram. <-- berarti panjangmu normal dik... amien amien

nah yang ini WARNING buat aku!!!

Hal yang perlu diperhatikan :
- Jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG(pada beberapa orang akan menyebabkan pusing)
- Jangan mengkonsumsi makanan mentah atau setengah matang
- Sebaiknya tidak meminum minuman yang mengandung caffeine dan alcohol.
- Silahkan berbelanja kebutuhan kehamilan dengan membeli baju ukuran yang lebih besar disarankan untuk membeli BH dengan ukuran yang lebih besar agar dapay mendukung payudara anda.
- Lebih banyak beristirahat dan melakukan kegiatan dengan relax yang dapat membuat diri anda bahagia, anda bisa melakukan hobi santai anda selama masa kehamilan.

26 Juli 2008 -- Priksa ke dr. Maya --

sebenarnya jadwal n obat abis tanggal 28, tapi aku dah ga sabaran tuk USG.. hehehe pingin banget liat adik, sabtu pagi kebetulan hameem juga libur aku daftar ke dokter maya, masih dapet no antrian 2, dah mau siap berangkat di telp ma susternya klo dokternya masih nolongin orang ngelahirin di delta surya, jadi jadwalku mundur stengah jam.. baik juga tuh suster.. eh managementnya bagus gumamku.
setengah jam kemudian aku n hubby berangkat, secara t4 prakteknya ga jauh dari rumah, 10 menit juga sampek... ga antri karena dah daftar. pas dipanggil 'ibu ajeng...' walah aku deg2an... ternyata dokternya masih muda, jilbab-an juga :D setelah ta jelasin secara gamblang tibalah saatnya aku di USG. wiks ada LCD didepanku jadi aku ga udah susah2 noleh ke monitor yang kecil itu... di timbang dan di tensi.. wiks beratku 53 (nail 2 kilo sudah) tensi normal tapi cenderung rendah
ni kata2 dokter yang kuingat:
'Bagus buk babynya... ini yang nantinya bakal jadi kepala, kaki, tangan dan jari2...'
'usianya 8week 3day
'panjangnya 17,6 mm'
'detak jantungnya normal'
'perkiraan lahirnya klo diliat dari sini 05 Maret 2009'

aku cuman bergumam alhamdullilah.. subhanaalloh.. sambil telen2 ludah :D
trus hamem tanya... itu yang gerak2 apa dok? oh ya itu detak jantungnya gt kata dokter, lha kok cepat sekali dok? iya.. detak jantung baby 120/second (klo aku ga salah denger)hehehe... akhirnya hameem minta USGnya di print:



ehmm obat yang dikasih 3 macam, Folavit 400mg (Vitamin), Pregtanol (pengguat), dan Pregvomit (anti mual, di t4 praklteknya ada apoteknya kecil gt, jadi ga usah repot2 ke t4 lain.

cari 2nd Opinion

hunting deh ceritane aku... nah kali ini aku mau ucapin makasih to mbak Rita temen kerjaku dulu, mbak shinta, dheka, arin, dan semua temen WK. banyak ilmunya deh.. kalian semua pinter2, banyak pengalaman... makasih ya all

akhirnya aku nemu dokter, dr. Maya Kurniawati, SpOG.
yeah sip banget deh.. dia perempuan, praktek deket dengan rumah, RS rujukan ada di list asuransiku. alhamdullilah Ya Alloh.. Engkau permudah dan Engkau berikan jalan atas permasalahanku ini. alhamdullilah

dok... aku tanggal 28 kesana... :D

14 Juli 2008 -- Priksa Ke DSPOG --

dr. Masnuna... itulah yang terbesit di pikiranku pertama kali, yeah aku pergi kesana saja.. pingine mo pergi ndiri siang2 aja ke RS. Dr. Subandi, ee hamem pingin ikut. yaudah aku yo pingin ditemenin hubby, akhire ta putusin di RS. Siti Hajar, sebelum berangkat ku cari buku kontrolku ke dr. Nuna... yeah ini ketemu...
malamnya pergi ke Siti hajar n ternyata dr.Nuna pindah jam praktek.. hehehe maklum aja aku ga tau krn emang dah lama ga ksana, tapi aku kok ga telp dl yah siangnya, duuuhh ga kepikiran, pas susternya ta tanya skr prakteknya dimana dia kagak tau :(
akhirnya aku ke dr. Heru, sempat denger cerita sedikit tentang dokter Heru dari tetangga.. disana nunggue lumayan lama... doktere masih nolongin orang melahirkan... duhh tambah deg2 ser.. giliranku dipanggil juga :D
kapan bu trakhir haid.. gubrak.. 'nah yah itu dok, saya lupa :( dengan cengar2 gt deh.. akhir mei mungkin dok.. yaudah di USG aja.. wuah2 dokternya agak sewot juga :D capek kali abis nolongin orang melahirkan
ehmm aku liat di monitor USGnya... kok dokternya diam aja, sambil dibolak balik gt sensornya di perutku, sambil sedikit ditekan gt... trus tiba2 dia bilang, masih kantong aja 2 minggu lagi balik yah. udah itu tok yang dokter bilang. sambil nulis resep aku berpandangan ma hamem, ga satupun pertanyaan yang keluar dari mulut kami. bingung, takjup, kaget, syok.. walah opo maneh yah... taulah campur aduk. dikasih surat pengantar cek lab segala...
wew buanyak banget yang dicentang2 ma doktere, mulai dari toxo, rubela, trus apa lagi yah... pokoke keesokan harinya ta cek biaya totale 2,7 jeti... wiks.. :(
setelah cari pendapat2 teman2 yang udah pengalaman, browsing juga, chat ma buka treat2 di WK.. akhire aku mo cari 2nd opinion, tanggal 28 aku kontrol ke dokter lain. yeah semoga berkah...

Selasa, 29 Juli 2008

14 Juli 2008 -- 2 Garis itu...--

duhh senin... ketika aku membuka mata dan sedikit meregangkan ototku, males banget mo beranjak dari tempat tidur, gangguin hameem ah... Tunk.. ayuk banguun katae mo lanjutin PMI, Tunk.. sambil ta gelitikin gt... walah dia ga bangun2. yaudah wis aku bangun dulu karena juga KBLPP sudahan.. eittss aku baru inget aku kan mo test pack pagi ini.. kemarin2 kelewat terus... ta ambil testpack di laci almari trus ke kamar mandi deh... duhh aneh, knapa aku deg2an banget saat mo celupinnya... dah baca bismillah.. tapi tetep ae deg degan ga kayak biasae.. akhire bangunin hameem deh ta suruh temenin.
akhirnya aku juga yang celupin.. duhh pas urinnya jalan ke atas yang warnanya merah itu aku pejam mata.. ya ampun tambah deg2an rasae... dan syukur alhamdullilah langsung kebentuk 2 Garis merah sejajar itu.. sungguh terang banget, sempat ga bisa omong apa2.. kupandangi wajah hamem yang masih ngantuk. sungguh masih ga percaya...



singkat cerita... senin itu jadi hari terindah bagi kami, yang ga pernah terlupa, dan sorenya ta putusin cek ke dokter tuk pastiin.
Syukur Alhamdullilah... terimakasih ya Alloh, Sungguh besar karuniamu, sungguh indah rahasiamu ya Robbi, hingga kami masih bisa menikmati berita baik ini, hingga kami masih bisa menikmati kebahagiaan yang tak terduga ini. alhamdullilah...

هُوَ الَّذِي يُصَوِّرُكُمْ فِي الْأَرْحَامِ كَيْفَ يَشَاءُ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Q.S. 3:6)

Sabtu, 05 April 2008

10 Tahun masa penantian (based on true story - weddingku.com)

//baca Cerita dari pak Tri bisa bangkitin semangat diri, kayaknya aku belum sekuku hitamnya, jadi tidak pantas rasanya kalau pasrah, menyerah dan putus asa...

semoga bermanfaat!!

part 1.1
Kami menikah pada bulan Maret 1997. Pada bulan keempat, karena belum hamil dan juga untuk antisipasi karena saya sudah 29 th dan istri 28th, kami konsultasi ke dokter Hanny Sumampouw, SpOG. Ketika istri diperiksa ada peradangan sehingga ada yang perlu diterapi (dibersihkan). Kalau tidak salah istilahnya `dikoter` (sorry agak lupa, sdh lama banget)

Karena jika tidak, akan sulit hamil. Hanya beberapa bulan sudah sembuh, namun belum hamil juga. Saat itu kami masih tenang-tenang saja, karena banyak kegiatan kami yang mungkin membuat capek. Disamping istri sedang terapi, saya sedang mengikuti sekolah lanjutan di sore/malam hari setelah kerja, sedang renovasi dan kemudian persiapan pindah ke rumah baru, dsb.

Psikologis dan support pasangan
Beberapa bulan pernikahan kami, saya bertemu rekan sekerja, namanya Sammy Lango. Sengaja saya sebutkan namanya karena saya ingin sekali bertemu, ingin mengucapkan rterima kasih kepadanya. Dia berkata bahwa kalau istri belum hamil jangan sekali-kali salahkan istri atau beri beban istri, tapi berikan support dan jaga perasaannya. Dan, ingat katanya, yang ’buat anak’adalah berdua, jadi masing-masing sahamnya 50%, tidak ada yang dominan. Wah kayak saham perusahaan aja, biar gak serius amat bacanya, he... he... Tapi apa yg dia katakan tsb benar adanya.

Katanya juga, suami jangan egois, juga harus mau diperiksa, mungkin masalah ada di suami. Saya ingin mengatakan hal ini kepada sesama suami karena banyak sekali yang tidak atau kurang support terhadap masalah ini.
end of 1.1, continue 1.2



Part 1.2
Suami periksa
Menjelang setahun menikah (’98), sekalian istri kontrol dan hasilnya sudah bagus, saya minta dan kemudian diperiksa oleh dokter Hanny. Memang keadaan saya (sperma) tidak excellent, tapi kata dokter cukup baik. Mungkin pada saat itu kami dari luar kota, letih, periksa tidak di lab tapi di rumah Sperma dibawa ke lab, tergesa-gesa, dsb, (maklum belum berpengalaman). Ketika saya periksa lagi lansgung di lab dengan kondisi yg lebih relax ternyata hasilnya baik/excellent.
Kata dokter kami sudah ’curi start’. Biasanya untuk pasangan infertil, baru periksa dan berobat setelah 1 tahun pernikahan belum hamil. Namun tepat setahun pernikahan, kami berdua sudah dalam keadaan baik.. Disamping itu sekolah saya sudah selesai, dan kami sudah menempati rumah sendiri. Sehingga kami beranggapan semua masalah sudah teratasi. Saat ini Dr. Hanny sudah meninggal dunia. Semoga arwahnya diterim Allah SWT.

Berobat ke Bp. Iwan Komar.
Setelah secara medis dinyatakan sehat dan istri belum hamil, kami mencoba terapi lain, dengan Pak Iwan Komar. Beliau ahli shiatsu (pijat) dan mengatakan kandungan istri saya miring. Penyebab bisa macam-macam, mungkin fisik (pernah jatuh, dll), atau juga psikis (stress, capek, dll). Setelah dipijat dua kali, sudah dinyatakan baik. Ketika saya minta diperiksa, beliau minta hasil medis saya, dan katanya tidak ada masalah. Ternyata beliau seorang dokter kandungan juga, sehingga kami makin yakin.

Terakhir kami periksa, istri saya tidak dipijat lagi krn sdh sembuh. Ketika diraba perutnya, diperkirakan berhasil. Ada nasihat yg bagus sekali sebelum kami pulang bhw jngn terlalu berharap/gembira dahulu agar tidak kecewa. Ternyata benar juga. Pagi-pagi sebelum kami ke dokter, istri mens. Ia sangat ’down’ meskipun sdh ada nasihat. Hari itu HUT saya. Saya undang saja teman2 lunch–rumah tidak jauh dari kantor- dia masak & setuju, alhamdulillah agak terobati. Sebelumnya sy info mereka tdk usah tanya2 soal kehamilan & sedikit saya jelaskan kejadian itu.
end of part 1.2, continue part 1.3



Part 1.3.
Berobat, terapi Dr. Harun Harahap
Setelah beberapa bulan belum hamil juga, kami sepakat untuk kembali ke medis (akhir ’98). Setelah cari informasi kami ke Dr. Harun Harahap di RS Eva Sari Rawamangun. Terapi yang harus dilalui, dari mulai
1.Hidrotubasi (ditiup),
2.HSG (dialiri cairan),
3.di’bestral’, (diathermi/dipanaskan)
4.inseminasi.
Semua hasilnya baik (paten). Di samping itu tiap pagi harus ukur suhu tubuh, dibuat grafik, utk mengetahui masa subur, kapan harus berhubugan, dll. Pernah saya buru2 pergi dr kantor, bilangnya sih mau berobat ke dokter padahal siang/sore itu harus ’coitus’ sesuai jadwal. Kami sering tertawa jika ingat masa-masa itu, apalagi masih ’muda’ bo ... Eh sekarang juga masih muda juga kok, he.... he.... Dan belum berhasil. Mungkin pake ada acara bohong segala ya ...
Saya jg selalu minta diperiksa krna nasihat kawan saya tersebut benar lekat di benak say. Terapi di atas juga tdk satu kali saja, sampai beberapa kali. Jika teringat hal ini saya sedih, krn begitu banyak terapi yg harus dilalui istri.
Suatu saat, krn sy sdng dinas ke luar kota, dia harus kontrol & datang/nyetir sendiri, dan saat itu juga langsung menjalani HSG. Saya baru mengetahui setelah saya telepon dia. Dan lagi baru malam harinya saya baru telepon karena acara tidak kunjung selesai. Seharusnya saya langsung telepon untuk berikan support atau kasih saran, padahal ada HP, tapi saya menunggu sampai acara selesai dan baru telepon ketika sdh msk kamar hotel. Alangkan egoisnya saya. Sejak saat itu sy lebih berhati-hati jika waktunya kontrol ke dokter.

Ketika belum berhasil hamil juga, & dokter juga menyatakan tidak ada masalah, akhirnya kami minta ijin cuti dokter & dokter mengijinkan atau dokter yang suruh kami cuti, sorry agak lupa. Mungkin dg demikian kami akan relax, tidak ’dikejar target, & berhasil. Hampir setahun, kami kontrol lagi, tapi alangkah terkejutnya kami ketika mendaftar, ternyata Dr. Harun telah meninggal dunia. Semoga arwah beliau diterima di sisi Allah SWT.
end of 1.3 continue part 1.4



Part 1.4.
Terapi lain.
Di sela-sela pengobatan medis, banyak terapi lain yang kami lakukan, antara lain :
1. Dari pijat oleh ibu-ibu setengah baya atau sudah tua, Ada juga ibu lain yang menerapkan terapi unik. Setiap pijat, kami berdua diluluri untuk membersihkan tubuh sehingga seperti layaknya pengantin baru. Mula-mula saya agak ’risih’. Lama2 enak juga tubuh jadi bersih, wajah berseri-seri, serasa 10 tahun lebih muda, suasana seperti saat honeymoon terus (siap tempur terus, he ... he....). Begitu kami dielaskan tujuannya. Sekarang lagi trend yg namanya `spa`. Mungkin yg kami lakukan jaman itu adalah `spa` meskipun spa rumahan, ha ... ha....

2. Kami juga melakukan tusuk jarum, bahkan sampai dua kali. Pertama ke Bp. Hembing di daerah Karang Tengan/Bona Indah. Kedua ke Bp. Andi di daerah Matraman.

3.Kami juga makan makanan yang disarankan dari pucuk kurma, toge, dsb.

4.Kami juga ke ’orang pintar`. Memang hal ini tidak bisa diterima semua orang. Namun prinsip kami yg penting tidak `syirik` (menyekutukan Allah). Mereka juga memberikan bimbingan serta doa-doa yang menetramkan.

Terapi ini sering tempatnya jauh sehingga memerlukan waktu dan tenaga ekstra. Kami punya tips, agar tetap semangat. Kami selalu cari `sesuatu` atau hal lain yg menyenangkan ketika akan berobat. Hal ini secara tidak sengaja kami dapatkan dari teman kami yang tahu makanan-makanan di rumah sakit. Mula-mula saya pikir berobat kok cari makanan. Tapi setelah dipikir-pikir benar juga agar tidak bosan/jenuh. Misalnya ketika pijat ke Ibu Syahbani di Bogor kami menemukan warung makan sederhana enak banget, tapi murah. Jadi selain berobat, karena akan makan siang di situ, jadinya tetap semangat.

end of part 1.4 continue part 2.1



Part 2.1
Biaya
Biaya adalah satu hal yg mnjdi masalah shg terapi tdk berlanjut. Saya jg mengalami kesulitan ini, krn tdk mengira wkt utk terapi ini akan mnjd sngt lama & tdk ada penggantian dri kantor krn km memilih sendiri dokterrnya. Saya ingin membagi tipsnya demikian. Meskipun blm ada anak, tp mind-set (paradigma) saya adlh punya anak. Sering sy bayangkan dia akan seperti apa, wajahnya, perilakunya, dsb. Saya pernah dengar suatu teori utk menulismemvisualisasikan visi kita agar selalu menancap di benak kita berusaha tk mewujudkan.

Termasuk dlm hal ini biayanya. Jk punya bayi pasti ada biaya di depan mata, spt susu, baju/popok, dll. Dana krn belum terpakai, saya sisihkan tiap bulan. Misal gaji 3jt. Biaya jika punya anak (mis 10%)=300 ribu, Dana ini adalah ‘hak’ anak kami, tp sementara ini digunakan utk mewujudkan ‘anak’ kami ini. Jika berobat, maka habislah uang itu. Misal tdk berobat krn sesuatu hal slm 4 bln (jenuh, berhalangan, dsb), maka akan ada 4 x 300 ribu = 1,2 jt. Dana ini cukup utk yg perlu biaya besar, mis cek darah, inseminasi, dll. Cara ini cukup berhasil. Disiplin & konsistensi menjadi kunci. Bisa dibuat rekening sendiri utk ini, langsung dipotong dr bank penerima gaji. Yah kita semua tahu jika sudah masuk dompet, cepet banget tuh duit habis, bener nggak ? he ... he...

Tapi yg lebih penting lagi adalah `mind-set`. Saya tanamkan pd diri saya bhw uang itu adlh ’hak’ anak saya. Jk saya pakai, saya ibaratkan seperti tidak memberikan susu selama 1 bulan. Alangkah jahatnya saya jika melakukan hal itu. Awalnya berat sekali. Dan saya kadang melakukan juga hal `jahat` itu. Saya ’beperang’ melawan diri sendiri. Seperti hadits Nabi : ”Perang yang paling berat adalah perang melawan (hawa nafsu) sendiri”. Lama kelamaan berhasil jg. Seiring dengan berjalannya waktu krna meningkatnya gaji, meskipun prosentase tetap, tp jmlh dana semakin bertambah. Terlebih jk ada perioda dimana dana tsb tdk kami gunakan (tdk kontrol dr), jmlh akan bertambah lebih besar lagi.
end of 2.1 continur part 2.2



Part 2.2
Keluarga
Alhamdulillah, kami bersyukur keluarga kami, khususnya orang tua sangat mendukung aspek psikologis kami. Baik ortu maupun mertua tidak pernah memberikan beban. Mereka hanya tanya jk kami jelaskan. Kalaupun ada usul-usul ttg terapi selalu disampaikan dengan hati-hati. Bahkan pernah km ditawarkan utk terapi di luar negeri dg biaya yg akan dipikul bersama-sama seluruh keluarga. Tapi belum kami lakukan krn kami sdg lakukan terapi kami. Kami pernah dpt saran dr teman kami mungkin kami pernah melakukan kesalahan kpd ortu kami yg belum kami mintakan maaf. Keridlaan Allah tergantung keridlaan orang tua. Temannya melakukan hal itu berhasil punya anak. Hal ini kami lakukan jg. Agar tidak mereka tidak kaget kami drluar kota tiba-tiba datang minta maaf, kami sampaikan pd wkt mudik Idhul Fitri. Kami msh ingat sekali tlh membuat mereka terharu. tidak ada kesalahan kami yang menyakitkan hati mereka dan belum dimaafkan. Syukurlah jika demikian.

Kegiatan istri.
Sejak menikah istri saya sudah banyak berkorban soal karir. Sesuai dengan background studynya, dia sudah memutuskan utk tdk bekerja di Deplu karena pasti akan ’berpisah’ dg saya jika ditempatkan di luar negeri (dia tahu saya, suami tidak mungkin ’ikut’ dia), meskipun perusahaan tempat sy bekerja juga mempunyai banyak cabang di luar negeri. Kami sepakat utk memisahkan urusan kedinasan & personal. Sjk sulit hamil, dia berkorban lagi tidak bekerja fulltime agar bisa konsentrasi ke masalah ini.

Sebenarnya bnyk bisnis yg bs dikerjakan di lingkungan kami. Sy ingin dia punya aktifitas seperti itu. Tapi dia merasa tidak berbakat di bidang bisnis/marketing, pokoknya yang berbau jualan. Saat2 adalah saat yg berat bagi dia. Sendiri di rumah, ekspetasi yang besar untuk hamil. Kalau sy sih bisa melupakan sejenak masalah itu dg setiap hari ke kantor, sy jg tipe yang aktif baik di organisasi & olah raga. Dia, meskipun banyak temannya tp tdk terlalu aktif. Apalagi jika kumpul-kumpul yg tidak ada manfaatnya (gosip, dsb).
end of 2.2 continue part 2.3.



Part 2.3
Banyak orang berkata (tanpa bermaksud menyombongkan diri) rumah tangga (RT) kami harmonis. Kami ditanya, pernah nggak sih bertengkar ? Namanya RT tentu saja pernah, tapi tidak hal yang prinsip. Untuk masalah ’baby program’ biasanya begini. Setelah dari dokter pasti ditentukan kapan masa subur, dan kapan sebaiknya berhubungan. Maunya dia saya diam di rumah, aktifitas lain ditinggalkan. Saya berpendapat sama, tapi tidak semua nda olah raga sebaiknya tetap dijalankan. Dalam hal ini kami belum senada. Jadi waktu saya pulang dia masih agak ngambek. Mungkin dia selama ini sudah bekorban macam2, jadi maunya saya juga. Saya belum memahami benar kondisinya. Dia sendiri di rumah. Istri saya anak paling kecil. Ortu dan semua kakaknya tinggal di luar kota (Surabaya). Kadang hal ini sampai berlarut-larut. Sampai pada suatu saat kami berbicara berdua untuk saling memahami dan kesimpulannya ”Kami berdua dalam keadaan baik-baik saja sulit punya anak, apalagi pakai acara berantem, kapan mau jadinya?”. Sejak saat itu setiap ada masalah tidak akan berlarut-larut, secepat mungkin diselesaikan. Kami mulai mengambil hikmah. Belum punya anak tidak menjadikan RT kami goyah, tapi malah makin intim (sengaja pakai istilah ini agar tepat menggambarkan suasananya, he .... he....)

Ketika kuliah dia belajar Bahasa Mandarin. Berhubung sudah ada basic maka dia kursus lagi. Waktu intensif terapi kami panggil guru ke rumah. Selanjutnya dia lebih suka datang ke tempat kursus. Istri saya, kata banyak orang (saya juga, abis suaminya he ... he....) cantik, berkulit putih. Meskipun Jawa asli, tapi berwajah oriental. Jadi klop sudah.

Tahun 2001 setelah bicara dengan saya, dia putuskan untuk belajar serius dengan kuliah lagi di Sastra Cina. Agar cepat selesai dan segera diimplementasikan, sengaja ambil D3.
end 2.3 continue 2.4



part 2.4
Bayangkan teman-temannya 15 tahun lebih muda. Dosennya pun lebih muda dari dia. Untungnya dia juga berwajah dan berpenampilan muda.

Suasana RT kami berubah. Dia punya kesibukan rutinitas yg sesuai dg keinginannya. Tidak ada gosip yg ngomongin RT orang lain. Abis temannya ABG semua. Dia jadi ’ibu’-nya anak2. Jk akan dinas ke luar kota, sy jg tdk kepikiran lagi. Teman2nya akan berebut utk menginap di rumah. Bahkan ada yg selalu tanya, kapan sy ke luar kota lagi. Ortu mereka jg pada setuju. Saya jg jadi tahu bahasa gaul. Kata-kata seperti ”jaim”, ”TP”, ”Ilfeel”, ”CiLeBeK” sudah saya ketahui sebelum ’ngetop’, he ... he ... he... Saya melihat dg kegiatan ini bnyk manfaatnya. Naluri ’keibuan’ mulai muncul dg adanya anak2 itu. Dia banyak diminta saran-saran. Dan yang paling sering apalagi kalau bkn soal percowokan.

Tahun 2004 dia lulus. Dia pilih mengajar privat. Agak banyak muridnya. Dari anak-anak SD, orang bekerja, sampai orang Cina (dari Beijing) yang belajar Bahasa Inggris sama dia tapi pengantarnya Bhs Mandarin. Akhirnya dia lebih konsentrasi utk mengajar privat anak-anak SD & hanya di sekitar rumah agar waktu flexible & tidak capek krn kami ada ’baby program’. Dia lebih suka dtng ke rumah muridnya krn kalau datang ke rumah kami khawatir terganggu urusan pribadi (ada tamu, telpon, dsb). Tapi ada satu ibu yg ingin anaknya ke rumah kami agar anak itu bisa lebih ’berani’. Jd saya sering lihat dia mengajar. Saya bersyukur sekali. Allah SWT memberikan hikmahnya. Naluri keibuannya pun muncul lagi. Mengajar anak SD tentu lain dg mengajar orang dewasa karena ada unsur ’mendidik’ yang lebih besar. Kadang baru datang sudah ngambek krn abis diomelin mamanya shg harus dirayu-rayu dulu. Kadang datang lebih cepat krn mau nonton TV (di rumahnya pas dilarang). Kadang istri saya yang ngambek karena dia bandel. Yah seperti hubungan ibu dan anak. Apalagi dari usianya saya bayangkan jika kami menikah dan langsung punya anak, maka usianya +/- seperti dia. Wah jadi agak ’melo’ nih ........
end of 2.4 continue 3.1



Part 3.1
T 2001 (tahun ke-4) krn dr kami (dr. Harun Harahap) meninggal dunia, kami mencari dokter pengganti. Saya bebaskan istri utk mencari agar pd wkt periksa dia tdk beban/stress. Katanya klu bisa cari dr yg tidak ’periksa dalam’ krn slm ini jika akan diperiksa dalam selalu stress

Akhirnya kami memilih Nugroho Kampono, SPOG. Beliau selalu periksa pakai USG, tidak periksa dalam. Disamping itu orangnya sudah senior, sabar, kebapakan, dan komunikatif. Ada step2nya , namun setelah melihat Medical Record kami, hampir semua sudah dilakukan. Akhirnya istri periksa hormon. Ternyata hormon prolaktin tinggi (kalau tidak salah 36, normal max 29). Kami senang sekali karena berpikir masalahnya sudah diketahui. Diberi obat, dalam 2 bulan sudah turun jauh sekali (5). Dr & kami optimis sekali akan hamil dlm wkt dekat.

Sayapun minta diperiksa, dan hasilnya juga baik. Setelah hormon prolaktin normal, tetap saja kehamilan itu belum muncul. Setiap bulan kami periksa, sampai-sampai hapal benar obat yang diberikan seperti Profetil, Dalfarol, Tribestan, Parlodel, dll. apotik mana aja juga harganya, karena pasti cari yang paling murah, he … he….

Tahun 2002 kami tidak ke dokter sama sekali karena dokter tidak menemukan hal lain. Kami coba cara lain (part 1.4). Istri saya juga punya kesibukan rutin (kuliah), sedang seru-serunya, dia juga enjoy banget ketemu ’adik-adiknya’.

Tahun 2003 kami dapat pergi Haji. Kami bersyukur sekali mendapat berkah ini. Bayangkan saja, kami mendaftar 2 minggu sebelum berangkat. Sangat mendadak dan dengan biaya yg jauh lebih murah dari reguler. Tentu saja kami terima dan tidak perlu repot pikirkan rumah, tinggal anak, dsb karena mamang baru kami berdua. Selalu ada hikmah dalam setiap peristiwa.

Tahun 2003 ini kami ke dr. Nugroho lagi. Hanya 1 terapi yg dilakukan, lagi2 Hydrotubasi, untuk memastikan apakah perlu ke langkah selanjutnya misalnya bayi tabung. Hasilnya bagus (paten), tidak ada masalah, tapi tetap belum hamil juga.
end of 3.1 continue 3.2



Part 3.2
Th 2004 kami ke dokter hanya sesekali jika di rasa ada gangguan.

Th 2005, (th ke-8 pernikahan kami), tahun kritis, bagi kami. Saya ingat sekali kejadian ini karena hal ini akan mengubah segalanya. Dr Nugroho memandang kami berdua, menyatakan semua terapi sudah dilakukan, kami berdua sudah tidak ada masalah, semua sudah dilakukan, dan agar lebih banyak berdoa. Tidak ada terapi lagi.

Banyak hal berkecamuk di dalam hati kami. Kami merasa dokter sudah `give up`, rencana untuk ganti dokter, stop berobat, dll. Saya sbg kepala keluarga harus mengambil inisiatif. Suatu malam saya ingin berbicara dg istri tentang rencana selanjutnya, apakah :
1.Kami terus berobat, dan sampai kapan
2.Apakah akan ganti dokter, siapa, dimana, dll
3.Dan kemungkinan TERJELEK kami tidak punya anak, maka kami akan mengambil/adopsi anak, dsb

Di sini aspek spiritual sangat berperan. Sengaja saya memakai istilah spiritual (bukan religius) karena bersifat universal, tidak tergantung pada agama tertentu.

Tapi rencana saya itu tidak pernah terwujud. Ketika kata ’TERJELEK’ muncul di benak saya, saya diingatkan oleh Allah SWT. Mungkin belum saatnya kami punya anak, bahkan mungkin menurut Allah SWT tidak punya anak saat ini adalah hal yang ’TERBAIK’ bagi kami, meskipun kami tetap mengharapkannya. Mungkin anak kami baru diberikan di akhirat kelak. Hanya Allah SWT yang mengetahui hal yang terbaik bagi kami. Jadi doa kami selama ini yang to the point, menginginkan anak, kami ubah/tambahkan sedikit sehingga menjadi :
"Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui. Jika ini kehendak-Mu dan menurut Engkau mempunyai keturunan memang -TERBAIK- bagi kami, berilah kami keturunan. Amin"

Ketika kami ceritakan hal ini kepada orang yang mengerti ttg agama, dikatakan bahwa itulah saat itulah kami benar-benar pasrah kpd Yang Maha Kuasa. Mungkin selama ini kami hanya pasrah di bibir dan pikiran saja, belum seluruh jiwa kami.
end of 3.2 continue 3.3



Part 3.3
Pertengahan tahun 2005 saudara sepupu saya, perempuan, ibunya meninggal dunia shg menjadi yatim piatu. Ayahnya sdh lama sekali meninggal dunia, demikian pula saudara kandungnya. Adik/kakak ipar juga tidak punya. Benar-benar sebatang kara. Dia sakit kejiwaaan (scizophrenia), shg hrs dirawat di rumah sakit. Berhubung kami yg punya `waktu luang`, kami dapat mengurus utk cari dokter, bawa ke rumah sakit, konsultasi ke dokter bersama dg anggota keluarga lain. Kami berterima kasih kepada Prof. Prayitno yang telah merawat dia dengan penuh perhatian. Yang unik adalah usianya lebih tua dari saya. Jika saya dan istri, atau saudara lain jenguk , banyak yang bingung kenapa tidak ada orang tua/wali. Ketika kami jelaskan baru mereka mengerti. Sampai sekarang dia masih dirawat di rumah sakit.

Tahun 2005 saya pindah bagian di kantor dimana bagian tersebut terlibat dalam kegiatan sosial. Saya harus ke Aceh untuk memberikan sekedar bantuan kepada anak-anak yatim piatu korban tsunami. Sebenarnya bukan saya yang harus pergi. Namun karena personil lain sedang cuti karena liburan sekolah anak-anak, sehingga hanya saya yang available. Selalu ada hikmah dalam setiap peristiwa. Saya mengunjungi anak-anak yatim piatu yang dikelola sepasang suami istri, Pak Mirdas & Bu Draga. Sengaja sy sebutkan namanya, krn pandangan mereka merubah hidup saya. Kami saling cerita dan ternyata mereka juga belum punya anak. Bahkan kalau tidak salah karena sesuatu hal, kecil kemungkinannya atau tidak dapat sama sekali. Dalam suatu percakapan saya dapat informasi bahwa mereka akan mengangkat salah satu dari anak-anak yatim piatu menjadi anaknya. Ketika saya tanyakan mereka membenarkan, namun katanya, mereka masih memikirkan satu hal. Saya kira pertimbangan mereka seperti saya, mungkin perlu cari anak yang tepat, latar belakang keluarga anak tersebut, aspek legal, dsb.
end of part 3.3 continue part 3.4



Part 3.4
Namun jawaban mereka sungguh di luar dugaan. Jawabannya kira seperti ini (maaf jika tidak tepat benar), ”Memang kami berencana utk mengangkat salah satu dari anak itu. Namun kami msh memikirkan 1 hal. Jk kami angkat anak itu, mk kasih sayang, perhatian, wkt kami akan hanya ke anak itu. Kami khawatir tdk dapat membagi lagi waktu, perhatian, kasih sayang kami kpd anak yatim piatu lainnya yg selama kami urus”. Jawaban itu membuat saya tertegun, ”speechless” utk wkt yg ckp lama. Alangkah mulianya hati mereka. Begitu ikhlasnya. Mereka memikirkan hal yg lebih besar dg pertimbangan yg benar2 ikhlas. Setelah istri saya ditimbulkan naluri keibuannya (part 2.4), sekarang giliran ’kebapakan’ saya (istilahnya tepat atau tdk ya ?)

Setelah pelajaran `pasrah`, sy mendpt pelajaran ’ikhlas’. Sy mengingat-ingat apa yang telah saya lakukan selama ini. Mungkin ketika saya minta maaf kepada orang tua (part 2.2), salah satu alasan pergi Haji (part 3.1) atau berbuat baik kepada orang lain (part 3.2, 3.3) karena saya belum punya & menginginkan anak. Setelah kami mempunyai, mungkin tidak kami lakukan lagi. Padahal semua itu seharusnya hanya krn keikhlasan, keikhlasan kepada Sang Pencipta, Allah SWT.

Pasrah tdk membuat kami hny berdiam diri. Kami seperti mendpt `kekuatan` baru yg luar biasa. Kami kumpulkan seluruh terapi yg pernah dilakukan, dari mulai hydrotubasi, HSG, USG, diathermi, pemeriksaan sperma, hasil inseminasi, hasil periksa darah, periksa hormon, obat-obat yang selama ini dimakan. Jg pengobatan lainnya, dari mulai pijat, refleksi, akupunktur, dsb. Kami jg cari tahu segala macam yg berhubungan dg infertility ini dg browsing internet, baca buku, tanya teman, tanya saudara yg dokter. dsb. Akhirnya kami tidak ganti dokter, tapi kembali ke d Nugoroho Kampono. Kami datang kami katakan kami kami sudah lakukan yang dokter sarankan , yaitu banyak berdoa (part 3.2) dan hasilnya kami minta agar istri dilakukan Laparoskopi (Lo), yg memang belum pernah dilakukan.
end of part 3.4 continue part 4.1



Part 4.1.
Tanpa kami duga saat itu jg disetujui. namun beliau mengatakan bhw beliau bukan ahlinya. Kami dirujuk keahlinya, Dr. Wachyu Hadisaputra, SpOG, KFER. Selain memang ahli Lo, beliau jg KFER (Konsultan Fertility, Endokrinologi, Reproduksi), jadi memang sub-spesialis utk yg infertil (sulit hamil). Sekedar flashback seharusnya istri diLo bulan Nopember bertepatan sy ke Aceh. Tapi ditunda oleh dr bln Desember, shngg sy bisa ke Aceh utk mendapat pelajaran ’ikhlas’. Sekali lagi selalu ada hikmah dlm setiap peristiwa. Istri di-Lo di RS YPK, Jl. Gereja Theresia, Menteng, ternyata ada Kista, Polip, Endometriosis, perlengketan jaringan. Dr Wachyu mengatakan inilah penyebanya & tdk mungkin bisa hamil jika belum diambil.

Hasil ini cukup mengagetkan. Salah satu saudara kami yg dokter kecewa sekali thd dokter Nugroho yg tdk bs mendeteksi slm 4 th kami berobat. Terlebih lagi usulan Lo ini dr kami. Berhubung kami dikirim oleh dr. Nugroho, mk oleh dr. Wachyu kami dikembalikan ke dr. Nugroho. Pelajaran2 yg kami dapatkan sngt bermanfaat. Kami ttp ke dr. Nugroho, km sampaikan terima kasih. Bagaimanapun beliau yang menyetujui utk Lo, merujuk kami ke dokter yg tepat. Tdk ada rasa kecewa, tdk ada yg perlu disesalkan. Hanya Allah SWT yg mengetahui apa yang terbaik untuk umat-Nya.

Selama ini kami berusaha utk mandiri dlm setiap terapi, termasuk ketika istri di-Lo, hanya saya yg jaga, krn saudara lain tidak avail, sy jg tdk minta Ada pelajaran berharga. Utk hal seperti Lo (termasuk operasi kecil, tapi istri dibius total, proses sekitar 30 menit-1 jam), sebaiknya ada yg lain. Ketika Lo, mendadak sy ingin buang air kecil. Sy khawatir tiba2 dipanggil dokter utk dpt penjelasan & saat itu tdk ada keluarga pasien/orang lain yg bisa dititipi. Akhirnya tergesa-gesa ke toilet, toiletnya penuh. Terpaksa ke kamar tidur istri yg jaraknya jauh & memakan waktu. Jkada yg lain bisa titip, dia yg jaga. Meskipun tidak bisa ditukar, dia yang ke toilet, saya yg tetap jaga, he ... he....
end of part 4.1 continue part 4.2



Part 4.2
Tahun 2005 adalah tahun yang sangat sibuk bagi kami. Tapi anehnya semua dapat kami selesaikan dengan baik, bahkan kami berdua sempat merintis usaha sampingan untuk masa depan kami. Kami juga menutup tahun itu dengan pelajaran ’pasrah’ dalam hubungannya dengan Allah SWT dan ’ikhlas’ dalam hubungannya dengan sesama manusia, disamping mulai babak baru dalam aspek medis.

Setelah Lo, mulai Januari 2006 istri disuntik Tapros 3x, sehingga selama 3-4 bulan rahim ’istirahat’, tidak menstruasi. Bulan Mei akan normal lagi. Bulan Juni-Juli diprogram untuk hamil. Istri saya suka renang. Tapi beberapa tahun terakhir tidak pernah karena khawatir airnya berpengaruh pada kesehatan organ vital. Dokter menyarankan, setelah Lo agar lebih banyak gerak. Akhirnya dipilih jalan pagi/jalan cepat (low impact) di taman sekitar rumah secara teratur. Dia menemukan komunitas baru selain murid-murid dan ortunya.

Selama periode ’istirahat’ itu orang tua minta kami mendampingi untuk Umroh, karena kami sudah pernah ke sana, dan mudah utk meninggalkan rumah. Ketika kami ijin dokter, dokter mengatakan bhw kegiatan fisik Umroh sangat baik pasca Lo, juga aspek spiritualnya. Karena masih masih ’istirahat’ tidak perlu khawatir juga dapat mens. Sepertinya kebetulan, namun semua semua sudah diatur Allah SWT

Seperti telah saya ceritakan, program hamil adalah program suami-istri, keduanya punya kontribusi. Wkt kontrol bulan Februari 2006, saya minta kpd Dr. Wachyu utk diperiksa. Dan saya dirujuk ke Dr. Indra G. Mansyur Sp. And (Androlog) di RS YPK juga. Baru pertama kali ini saya diperiksa Androlog. Biasanya setelah dari lab langsung diperiksa oleh dokter istri saja.(Ginekolog).

Setelah periksa sperma dianjurkan juga sekalian (mumpung sperma masih hidup) untuk Tes Kibrik dan Isojima. Test ini untuk menguji antibodi istri dan kemampuan sperma di untuk hidup di dalam Vagina. Darah istri diambil dan dicampur dengan sperma saya, diolah di lab.
end of part 4.2 continue part 4.3



Part 4.3
Maret 2006 hasil sperma saya cukup baik, 40jt/ml, normozoospermae (normal min 20jt) tapi ternyata Anti Sprem Antibody/ASA (antibodi istri terhadap sperma suami) sangat tinggi, nilai 8100, normal harus di bawah 64. Sehingga sperma saya ‘dimakan’. Pernah teman mengalami hal ini, solusi sederhana. Berhubungan ketika istri sakit, sehingga seluruh antibodi rendah, termasuk ASA juga rendah. Ketika saya tanyakan ke dr. Indra dijelaskan bhw hal itu bisa saja terjadi. Tapi jika berhasil hamil, dan tidak diterapi, ketika sehat ASA akan naik lagi dan akan menyerang ’janin’ (dianggap sebagai benda asing) sehingga akan menyebabkan keguguran.

Untuk menurunkan ASA itu, saran dr. Indra istri harus menjalani terapi PLI (Paternal Leucocyt Immune) sebulan atau 3 minggu sekali dan disetujui oleh Dr. Wachyu. Terapi dilakukan oleh dr. Indra di Klinik Sayyidah, Duren Sawit. Proses terapi kira2 demikian : darah saya diambil, dipisahkan darah putihnya di lab, disuntikkan ke istri. Sebelum PLI ada Food response Test (FRT) utk melihat makanan2 apa saja yg mempengaruhi. Hasil cukup baik, tidak ada yang ekstrim/pantangan (nilai +4), hanya perlu dihindari (+1). Tapi istri saya sangat disiplin. Meskipun hanya dihindari, tapi benar-benar tidak disentuhnya. Padahal enak-enak lho ... (misal teh, coklat, seafood). Hasilnya cukup mencengangkan, setelah 3x PLI, pada bulan Juni 2006 turun menjadi 200. (masih di atas normal 64). Perlu PLI ke-4 agar di bawah normal.

Untuk mempercepat kehamilan, bulan Juli 2006 kami akan menjalani inseminasi. Bulan Juni saya periksa. Alangkah terkejutnya, hasil yang selama ini normal, tiba2 jelek (hanya 7jt), oligo-, astheno-, terato-zoospermae . Bulan depannya, Juli malah lebih jelek (5jt) dan harus diolah di lab agar bisa dipisah yang baik saja. Saya jg tdk tahu kenapa, mungkin tanpa sadar jadi stress krn seperti dikejar target, dalam tekanan, dsb. Inseminasi gagal (baca : belum berhasil), kasihan istri saya.
end of part 4.3 continue 4.4



Part 4.4
Disini kembali aspek psikologis/emosional berperan. Sebenarnya kami masing-masing punya “senjata“ untuk saling menyalahkan. Istri saya bisa mengatakan bhw penyebab adalah jumlah sperma saya yang di bawah normal, saya terlalu sibuk bekerja, tidak memprioritaskan hal ini, tidak menyempatkan cuti, dsb. Untuk laki-laki hal ini sensitif. Kalau terdengar bahwa penyebabnya dia biasanya akan jadi minder, malu, jadi bahan ejekan, dsb. Saya juga bisa menyalahkan dia karena PLI belum selesai (ASA belum di bawah 64). Namun hal itu tidak terjadi. “Tiada kata terucap, justru kami berpegang lebih erat“. Jika anda gagal (baca : belum berhasil) n kali, anda cukup mencoba sebanyak n+1 kali. Kami menjalani kepasrahan ini. Just do the best, God will do the rest.

Kami berdua ke dr. Indra lagi. Unik juga ya suami-istri ke Androlog. Saya diterapi, ada hormonal yang mulai tinggi (mungkin krn stress, dsb). Istri juga menjalani PLI ke-4. Saya juga teratur minum madu, yang terbukti bagus untuk stamina mencari nafkah lahir (bekerja), dan bagus utk stamina nafkah batin (isi sendiri ya, he .. he...). Alhamdulillah bulan Agustus 2006, sperma saya sudah normal kembali (38jt/ml). Setelah PLI ke-4, ASA istri turun menjadi 32 (sudah bagus krn normalnya di bawah 64).

Karena belum berhasil, bulan September dan Oktober istri saya cek darah, hormon, kali ini oleh dr. Wachyu. Semua normal. Untuk kesekian kalinya, dokter mengatakan semua terapi sudah dilakukan. Kami disarankan proses normal saja. Oktober Idhul Fitri, Nopember masih suasana libur, kami tidak ke dokter. Desember kami juga tidak ke dokter, sehingga tidak minum obat apapun. Sesuai saran dokter utk normal/natural saja, disamping itu kami juga ingin ’istirahat’ dulu. Mungkin yang baca cerita saya ini juga mulai capek, perlu istirahat juga. Siklus mens istri saya teratur sekali, sehingga Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)-nya pun saya hapal, yaitu 13 Desember 2006. Meskipun banyak yang mengajak, tapi kami tutup tahun 2006 dengan berdua saja. Never ending honeymoon.



Part 4.4
Disini kembali aspek psikologis/emosional berperan. Sebenarnya kami masing punya “senjata“ utk saling menyalahkan. Istri sy bisa mengatakan bhw penyebab adalah jumlah sperma sy yg di bawah normal, sy terlalu sibuk bekerja, tidak memprioritaskan hal ini, tdk menyempatkan cuti, dsb. Utk laki2 hal ini sensitif. Kalau terdengar bahwa penyebabnya dia biasanya akan jadi minder, malu, jadi bahan ejekan, dsb. Saya jg bisa menyalahkan dia karena PLI belum selesai (ASA belum di bawah 64). Namun hal itu tidak terjadi. “Tiada kata terucap, justru kami berpegang lebih erat“. Jika anda gagal (baca : belum berhasil) n kali, anda cukup mencoba sebanyak n+1 kali. Kami menjalani kepasrahan ini. Just do the best, God will do the rest.

Kami berdua ke dr. Indra lagi. Unik juga ya suami-istri ke Androlog. Saya diterapi, ada hormoal yang mulai tinggi (mungkin krn stress, dsb). Istri juga menjalani PLI ke-4. Saya juga teratur minum madu, yang terbukti bagus untuk stamina mencari nafkah lahir (bekerja), dan bagus utk stamina nafkah batin (isi sendiri ya, he .. he...). Alhamdulillah bulan Agustus 2006, sperma saya sudah normal kembali (38jt/ml). Setelah PLI ke-4, ASA istri turun menjadi 32 (sudah bagus krn normalnya di bawah 64).

Karena belum berhasil, bulan September dan Oktober istri saya cek darah, hormon, kali ini oleh dr. Wachyu. Semua normal. Untuk kesekian kalinya, dokter mengatakan semua terapi sudah dilakukan. Kami disarankan proses normal saja. Oktober Idhul Fitri, Nopember masih suasana libur, kami tidak ke dokter. Desember kami juga tidak ke dokter, sehingga tidak minum obat apapun. Sesuai saran dokter utk normal/natural saja, disamping itu kami juga ingin ’istirahat’ dulu. Mungkin yang baca cerita saya ini juga mulai capek, perlu istirahat juga. Siklus mens istri saya teratur sekali, sehingga Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)-nya pun saya hapal, yaitu 13 Desember 2006. Meskipun banyak yang mengajak, tapi kami tutup tahun 2006 dengan berdua saja. Never ending honeymoon.
End of part 4.4 continue part 5.1



Part 5.1
Tgl 18 Januari 2007, ketika akan mengajar, istri sy mengeluh ada ’flek’. Lngsng sj saya minta utk istirahat & ijin ortu murid utk tidak mengajar. Mereka mengeri keadaan kami & memakluminya. Sejak itu dia bnyk di rumah. Tgl 25 Januari, orang tua sy dtng ke rumah bersama kawannya yang sering memberikan nasihat ttg agama. Begitu melihat istri saya sy agak pucat, meraba perutnya, mengatakan bahwa istri saya sudah terlambat, kemungkinan besar hamil. Padahal kami tidak mengatakan apa-apa.
Stlh terlambat 2 minggu, tgl 27 Januari kami periksa ke dr Wachyu. Ketika di USG, ada rongga kecil yg terlihat. Dr mengatakan ada kemungkinan hamil tp mungkin juga tidak, diberi penguat. Diberi catatan ” Stay at home. No activity”. Bahasa yg lebih ekstrim mungkin ”Bed Rest”, tapi dr tdk memakai istilah itu.
Tl 31 Januari kami periksa pakai test pack. Dua garis itupun muncul. Kami tdk terlalu berharap, khawatir kecewa jk gagal (baca:belum berhasil), see part 1.2. Setelah semua yg kami alami, kami berusaha utk mengatur segala emosi, harapan, dsb. Tentu saja berdoa dg kepasrahan kpd Sang Khalik. Esoknya, tl 1 Pebruari kami kontrol ke dr lagi. Terlihat dari USG rongga makin besar sudah ada titik yang berkedip-kedip. Dr berkata, ”Minggu lalu sy tdk yakin anda hamil, krn kelihatannya rongga itu kromosom kosong. Tdk sy katakan, khawatir akan membuat kecewa. Tapi dari hasil ini sy yakin & ucapkan selamat, anda telah hamil”. Alhamdulillah. Kami berdua berpandangan, matanya memerah. Kebahagiaan yang tak terucap, hanya genggaman tangan dan kecupan di keningnya yang saya lakukan.
Setelah membeli obat, kami segera pulang. Malam itu hujan turun sangat deras, & mulai tanggal 2 Pebruari kota Jakarta dilanda banjir hebat, sulit pergi kemana-mana. ”Ya Allah, Engkau berikan waktu yg tepat bagi kami. Engkau yang mengatur seluruh peritiwa alam ini”. Malam itu pula, bertepatan dengan malam Jumat, kami sujud syukur, lama sekali. ”Saat yang TERBAIK telah Engkau tunjukkan kepada kami ya Allah. Alhamdulillahir-Robbil Alamin.”



Part 5.1
Tgl 18 Januari 2007, ketika akan mengajar, istri sy mengeluh ada ’flek’. Lngsng sj saya minta utk istirahat & ijin ortu murid utk tidak mengajar. Mereka mengeri keadaan kami & memakluminya. Sejak itu dia bnyk di rumah. Tgl 25 Januari, orang tua sy dtng ke rumah bersama kawannya yang sering memberikan nasihat ttg agama. Begitu melihat istri saya sy agak pucat, meraba perutnya, mengatakan bahwa istri saya sudah terlambat, kemungkinan besar hamil. Padahal kami tidak mengatakan apa-apa.
Stlh terlambat 2 minggu, tgl 27 Januari kami periksa ke dr Wachyu. Ketika di USG, ada rongga kecil yg terlihat. Dr mengatakan ada kemungkinan hamil tp mungkin juga tidak, diberi penguat. Diberi catatan ” Stay at home. No activity”. Bahasa yg lebih ekstrim mungkin ”Bed Rest”, tapi dr tdk memakai istilah itu.
Tl 31 Januari kami periksa pakai test pack. Dua garis itupun muncul. Kami tdk terlalu berharap, khawatir kecewa jk gagal (baca:belum berhasil), see part 1.2. Setelah semua yg kami alami, kami berusaha utk mengatur segala emosi, harapan, dsb. Tentu saja berdoa dg kepasrahan kpd Sang Khalik. Esoknya, tl 1 Pebruari kami kontrol ke dr lagi. Terlihat dari USG rongga makin besar sudah ada titik yang berkedip-kedip. Dr berkata, ”Minggu lalu sy tdk yakin anda hamil, krn kelihatannya rongga itu kromosom kosong. Tdk sy katakan, khawatir akan membuat kecewa. Tapi dari hasil ini sy yakin & ucapkan selamat, anda telah hamil”. Alhamdulillah. Kami berdua berpandangan, matanya memerah. Kebahagiaan yang tak terucap, hanya genggaman tangan & kecupan di keningnya yg sy lakukan.
Setelah membeli obat, kami segera pulang. Mlm itu hujan turun sangat deras, & mulai tgl 2 Pebruari kota Jakarta dilanda banjir hebat, sulit pergi kemana-mana. ”Ya Allah, Engkau berikan waktu yg tepat bagi kami. Engkau yang mengatur seluruh peritiwa alam ini”. Malam itu pula, bertepatan dg malam Jumat, kami sujud syukur, lama sekali. ”Saat yang TERBAIK telah Engkau tunjukkan kpd kami ya Allah. Alhamdulillahir-Robbil Alamin.”
end of 5.1 continue pregnancy session.



Part 5.2.
Begitulah pengalaman kami. Aspek terapi (Medis, non medis) dan teknis (biaya, dll), aspek psikologis/emosional (hubungan suami-istri, keluarga, orang tua, teman, saudara, dsb) dan aspek spiritual sangat berperan dansaling berhubungan. Sengaja saya pakai istilah `spiritual` karena aspek ini bersifat universal, tidak terkait agama/kepercayaan tertentu. Aspek religius beserta ritualnya tentu saja sudah diatur oleh agama masing-masing.

Bahkan pada saat titik tertentu kami tidak tahu aspek yang yang berperan. Mungkin aspek spiritual adalah bagian dari aspek terapi, namun bukan fisik tapi jiwa kami yang sedang diterapi.

Mohon maaf jika ada yg kurang berkenan atau ada kesan menggurui. Saya tidak bermaksud demikian.

Harapan saya pengalaman kami ini dapat membantu, memberikan semangat, menjadi inspirasi pasangan-pasangan, keluarganya, handai taulan/kolega atau siapapun yang membutuhkan. Amin.
end of part 5.2.

Pengalaman ini akan saya lanjutkan sampai dengan kelahiran bayi kami. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan pelajaran juga. Komentar, saran, atau masukan lainnya sangat saya harapkan. Sampai jumpa.



Part 5.3.
Saya lanjutkan pengalaman kami. Sejak hamil, untuk menjaga agar ibu, janin sehat lancar sampai persalinan, dan berhubung ini ada kehamilan pertama setelah 10 tahun, dokter & kami mempunyai misi yang sama : “Minimize risks (minimalkan resiko-resiko yang ada)”. Sesuai dg instruksi dr utk ”stay at home, no activity” (part 5.1), 3 bulan pertama, istri saya sama sekali tidak keluar rumah, nyaris “bed rest”. Keluar rumah hanya utk periksa dr. Disamping itu dia mengalami mual-mual & muntah yg hebat sampai berat badannya turun. Mula2 kami khawatir juga, tapi kata dr justru jika mual & muntah apalagi ckp banyak, hormonal bekerja & kandungan akan kuat. Turunnya berat badan jg masih dalam batas toleransi (maklum, meskipun sudah baca referensi macam2, tapi krn pengalaman pertama, & lama dapatnya, khawatir juga, he … he….).
Kehidupan kami berubah. Hari2 sayapun banyak mendampingi dia. Syukurlah banyak saudaranya yg dtg dari luar kota untuk menemani berhubung di rumah hanya kami berdua (pembantu datang pagi dan siang sudah pulang). Sayapun tanpa diduga pindah ke bagian yang jam kerjanya lebih teratur, jarang sekali keluar kota sehingga dapat intensif mendampingi dia. (syukurlah saya sudah ke Aceh dan mendapatkan pengalaman yang berharga). Sepertinya semua kebetulan saja, tapi saya yakin semua sudah diatur oleh Yang Maha Mengatur, Allah SWT.

Setelah memasuki bulan ke-4 dan USG 4D dan semua dalam keadaan normal, istri sudah boleh keluar rumah, misalnya untuk jalan pagi, dsb.. Kadang-kadang kami juga makan di luar, tapi tatap dg hati2. Banyak yang menyarankan agar lebih aktif, tapi kami tetap pada misi awal “Minimize risks”. Sampai bulan ke-7 keadaan lancar. Hanya ada 2 hal yang perlu mendapat perhatian khusus. Sempat istri agak demam. Khawatir DB (karena sdg musim), lgsg periksa darah dan syukur keadaan normal. Sempat juga tekanan darah naik sampai 150/120.Khawatir pre-eklamsia, harus istirahat lagi. Sykurlah semua hanya sementara, kemudian semua normal.
end of part 5.3 continue 5.4



Part 5.4
Bulan ke, kami mengadakan acara adat Jawa ”7 bulanan”. Sengaja kami adakan utk melestarikan adat disamping juga permintaan orang-orang tua. Yg penting semua doa ttp kepada Allah SWT & kami adakan secara sederhana. Uniknya biasanya diadakan di rumah orang tua istri, berhubung ortu di luar kota & kami tidak mungkin kesana, maka kami undang mereka ke Jakarta. Sy bersyukur ortu yg sudah mulai sepuh dpt menyempatkan diri utk dtng, pakde/bude juga dapat hadir semua. Ketika pembawa acara sedikit menerangkan keadaaan kami, saya lihat orang tua kami mulai berkaca-kaca matanya. Saat saya memberikan sambutan, ada hal yang sudah saya rencanakan untuk katakan. Saya khawatir kelak ketika anak kami lahir, kami akan menjadi ’egois’ hanya menikmati kebahagiaan itu untuk kami (bertiga) saja. Tidak lagi memikirkan orang lain. Jadi saya minta diingatkan jika hal ini terjadi untuk tetap memikirkan dan membantu sesama, meskipun sudah ada anak. Ketika saya katakan hal ini, rasanya tenggorakan ini ”tersekat”, kata-kata saya sedikit bergetar (sampai istri saya pegang tangan saya). Banyak yang mengira saya masih diliputi keharuan juga. Tapi mungkin rasa ikhlasnya saya belum sepenuhnya. Atau bawah sadar saya mengingatkan bahwa hal ini bukan hal yang mudah. Tapi janji sudah saya ucapkan, bahkan sudah pula saya tuliskan. Kewajiban saya untuk melaksanakan.

Acara berlagsung lancar. Keharuan berganti menjadi keceriaan. Ada acara siraman (wah jadi ingat waktu menikah dulu). Kami bersanding berdua. Kata orang-orang masih pantes kok jadi pengantin baru ... (mungkin perasaan saya saja ya ... daripada gak ada yang muji, he ... he…). Ada acara ganti baju sampai 7X, jualan cendol, dsb.

Memasuki bulan ke-8 dokter memberikan rencana persalinan. Due date tanggal 20 September. Dokter menyarankan untuk sesar saja. Ketika kami tanyakan mengapa tidak normal saja, tetap mengacu kepada misi awal : ”minimize risks”. Lebih bisa diprediksi. Jadi bukan karena alasan komersial atau lainnya.
End of part 5.4 continue part 6.1.



Part 6.1
Dokter memberikan 3 tanggal, yaitu 16,17,18 September. Kami pilih 17 September pagi hari karena hari ini hari Senin, hari kerja. Jika ada sesuatu, maka jika terjadi sesuatu badan/lembaga lain tetap buka normal. Tanggal 15 rencananya orang tuanya akan datang, tgl 16 (hari Minggu) kami akan ke Rumah Sakit dengan santai, tidak ada macet. Ketika kami tanyakan sebaiknya di rumah sakit mana (YPK atau Bunda) dokter mengatakan sama saja. Tapi untuk mengantisipasi keadaan sang bayi (karena momen ini sangat penting), di RS Bunda peralatan Neo Natal lebih lengkap, maka kami pilih RS Bunda. Tapi inilah yang terjadi. Manusia hanya bisa berencana dan berusaha. Tuhan jualah yang menentukan.

Jumat 31/8, usia kandungan 37 minggu : istri periksa ke dokter Wachyu. Plan sesar tetap 17/8. Diberi obat dan diprediksi sampai tgl 10/9 masih aman. Tapi dokter warning bisa saja tiba-tiba perut mules, disuruh lgsg ke RS.

Selasa 4/9 : Jam 09.00 istri mengeluh sakit di bawah dada, seperti masuk angin, tapi tidak mules. Memang sehari sebelumnya karena ketiduran, telat makan, mungkin masuk angin. Berhubung makin sakit, dokter suruh ke RS. Ketika saya sampai rumah siang hari, sakit itu hilang sama sekali. Mula-mula kami ragu-ragu apakah tetap akan ke RS atau tidak. Tapi kami tetap patuhi perintah dokter untuk ke RS dan tes CTG.

Test CTG selama 30 menit. Belum kelihatan kontraksi sampai menit ke-29. Mendekati menit 30 sudah ada kontraksi, tapi hanya terekam separo karena keburu tes selesai. Dokter putuskan operasi sesar malam itu. Saya setuju, tapi istri minta 3-4 hari lagi agar umurnya genap 38 minggu. Setelah dokter jelaskan utk kepentingan bayi, maka dia mengerti. Untunglah wkt ke RS kami sdh siap semua barang2, dsb.
End of part 6.1 continue part 6.2



Part 6.2
Persiapan dilakukan mulai jam 19.00, kadang-kadang perut bergoyang-goyang, tapi sama sekali tidak ada rasa mules yang menunjukkan kontraksi. Operasi mulai jam 23.15, berjalan lancar. Mula-mula saya ingin masuk ke kamar operasi. Maklum ego laki-laki, yang nanti bisa cerita2 ke teman2/keluarga ttg hal ini. Setelah saya pikir lagi, kehadiran saya tidak membuat nilai tambah bagi istri, krn diapun dibius. Apalagi utk tim dokter, tidak ada juga. Jika nanti tidak kuat lihat darah, malah jadi masalah. Saya ingat sejak kehamilan, misi yg kami jalankan adalah "Minimize risk”.

Alhamdulillah jam 23.44 lahirlah bayi kami. It`s a baby girl, sehat, 2700gr, 46cm. Jam 00.30 saya dipanggil dokter, diberi ucapan selamat & penjelasan bhw tali pusatnya sangat pendek (hanya 10cm), dan terpilin. Istilah kedokterannya ”Solutio Placentae”. Padahal normal panjangnya 40-50cm. Jika telat dioperasi utk dikeluarkan, bisa berakibat fatal bagi bayi. Telatnya pun tidak dapat diprediksi. Bisa 1 jam, 2 jam, 1 hari, 2 hari, tidak ada yang tahu.

Padahal kami rutin periksa. USG 4D sudah 2 kali, USG 2D juga rutin. Kata dokter USG pun tidak bisa melihat tali pusat yang pendek ini. Ada bayi yg tiba-tiba `hilang` karena hal ini. Sampai saat ini sudah 3 rekan saya yang menjenguk di rumah sakit mengatakan bahwa ada saudara atau temannya mengalami hal itu.

Kata dokter, Allah SWT memberikan bayi yang pandai. Allah telah memberikan tanda melalui bayi kami yang memberikan sakit di bawah dada kepada ibunya utk segera keluar dari rahim ibunya. Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya saat itu kepada dokter Wachyu yang telah mengawal seluruh proses ini menjadi paripurna. Mission accomplished.
End of part 6.2 continue part 6.3



Malam itu sudah berganti hari, pukul 02.30. Saudara2 dan orang tua yang datang untuk medampingi kami sudah pulang semua. Saya sendirian, di kamar istri, menanti istri yang sedang dalam proses pemulihan. Rencananya akan masuk kamar pukul 06.00. Saya sujud syukur lama sekali, sama seperti ketika istri saya hamil. Namun kali ini penuh dengan kata ”andai”:

1.Andaikan bayi kami tidak memberikan rasa sakit itu ..
2.Andaikan dokter tidak menyuruh ke rumah sakit ...
3.Andaikan kami tidak ke RS karena sakit sudah hilang sama sekali ...
4.Andaikan CTG dilakukan lebih awal sehingga kontraksi tidak terlihat ...
5.Andaikan kami tetap menolak utk dioperasi malam itu ...
6.Andaikan, andaikan, Allah SWT berkehendak lain .....

Tapi Allah SWT menunjukkan kekuasaaannya. Dia limpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kami. Perjalanan panjang 10 tahun, namun begitu jelas tergambar dalam sujudku. Puzzle-puzzle kejadian dalam hidup kami yang selama ini terserak, yang seolah-olah tidak beraturan, perlahan-lahan menyatu menjadi suatu ’gambar’ yang sangat indah. Sehingga saya dapat menuliskan seluruhnya dalam tulisan ini. Delapan bulan lalu, Allah SWT tunjukkan saat TERBAIK kepada kami ketika istri hamil. Kali ini, seperti yang selama ini selalu kami mohonkan dalam doa kami (part 3.2), Dia tunjukkan sekali lagi saat TERBAIK yang lain kepada kami. Benar-benar YANG TERBAIK. Alhamdulillahir-Rabbil Alamin. Segala Puji bagi Allah seru sekalian alam.
end of part 6.3 continue part 6.4



Part 6.4
Ada satu hal yg belum saya sampaikan dlm pengalaman kami. Dan hal ini merupakan salah satu hal yg terpenting, yaitu BERSYUKUR. Bersyukur atas segala yg diberikan Allah SWT kpd kami, meskipun hal itu merupakan kekurangan kami. Msh banyak orang lain yg mungkin lebih berat ujiannya drpd kami. Pokoknya jangan merasa “Termiskin di dunia …”(Wah jadi kayak lagu dangdutnya Hamdan ATT nih …). Sy berusaha mencari apa yg sebenarnya bersyukur itu. Apakah dn melakukan sujud syukur? Apakah jngn sering mengeluh akan kekurangan kita? Apakah dg membantu sesama ? Atau yang lain ? Tentunya semua hal itu adalah cara untuk bersyukur.

Satu hari sebelum saya menulis part ini saya mendengarkan ceramah singkat, tapi relevan sekali dengan yang sedang saya cari. Dikatakan bahwa cara untuk bersyukur adalah dengan BERIBADAH. Cukup singkat memang, tapi dapat mencakup keseluruhan hal-hal di atas. Beribadah secara khusus, seperti menyembah Allah SWT, atau kegiatan lainnya, tentu ritualnya sudah diatur oleh agama masing-masing. Ibadah secara umum tentu saja banyak macamnya, apakah untuk diri sendiri (seperti tidak sering mengeluh) atau membagi kelebihan kita kepada sesama.
Hidup ini indah. Terlalu indah bagi kita untuk menjadi “patah semangat”. Terlalu indah untuk “saling menyalahkan”. Terlalu indah untuk menjadi egois, tidak berbagi dengan sesama. “Belum atau bahkan tidak punya anak, it’s not the end of the world.”

Sampai saya menulis part ini saudara saya yang sedang sakit (part 3.3), masih dirawat di rumah sakit. Sejak istri saya hamil, karena membutuhkan perhatian khusus, saya menjadi jarang menjenguknya. Saat saya tulis bagian ini, bayi saya sedang menangis. Saya tidak dapat mendiamkan, sampai akhirnya ibunya dengan cepat mendiamkannya dengan kasih sayangnya, menyusuinya. Saya bayangkan di luar sana, seperti yang pernah saya lihat (part 3.3.), banyak sekali bayi-bayi atau anak-anak yang sudah tidak punya orang tua. Mereka pasti membutuhkan kasih sayang itu. Dan mungkin kita memilikinya.
end of part 6.4 continue part 7.1



Part 7.1.
PASRAH tidak membuat kita putus asa. Justru akan memacu semangat, dan hasilnya yg kita ’pasrah’-kan kpd Sang Khalik. IKHLAS berbuat baik atau berbagi kepada sesama dg tidak mengharapkan pamrih atau karena hal-hal tertentu.BERSYUKUR akan menggabungkan kedua hal, bersyukur kepada Sang Khalik, bersyukur d membaginya kepada sesama.Meskipun saya dapat menuliskan hal ini, tetapi saya juga belum dapat menjalankan sepenuhnya.
Sejak saya banyak komentar yg umumnya terharu dan sampai menangisSy akan tutup bagian yang ’ceria’ agar he ... he.... Kami ingin memberikan nama bayi kami dengan nama y berarti baik.

Kami pilih nama pertamanya ”Hana”. Dalam bahasa Arab artinya berkahrahmat. Dlm bahasa2lainnya (Spanyol, Hawai,dll) berarti kebahagian atau keceriaan. Dlm bhs Jepang artinya bunga, bahasa Korea artinya satu (anak ke-1, agar ada adiknya, he ... he...). Sengaja saya cari nama yang mudah diterima (ejaan, pengucapan, dll) secara global. Dia akan hidup di jaman yang pasti lebih global dari saat ini, tapi tetap tidak asing di Indonesia. Saya ingin memudahkan dia dalam menulis, membaca, atau memberi tahu orang lain ttg namanya.

Nama keduanya ”Tiara”. Ibunya yang pilih. Dari kata mutiara. Sangat sulit mendapatkan mutiara, bahkan sampai menyelam ke dasar laut. Tapi mutiara di manapun dia berada, tetap mutiara. Kami ingin dimanapun, kapanpun dia menjadi anak yang salihah, bersih, jujur, dan bertaqwa. Disamping itu Tiara adalah gabungan nama kami (agak maksa dikit).

Nama ketiganya adalah ”Sakti”. Nama ini nama belakang saya. Agar dia akan mudah jika ditanya ’surname’-nya krn di keluarga saya tidak ada nama keluarga. Disamping itu sebagai penghargaan saya kepada orang tua saya yg telah memberikan nama itu kepada saya, sehingga berkesinambungan. Sengaja nama-nama simple yang kami pilih, sekali lagi untuk memudahkan dia. Tapi hal ini hanya pertimbangan saya saja, tiap orang tua punya tujuan2 lain utk nama anaknya.
end of part 7.1. continue part 7.2.



Part 7.2.
Demikianlah pengalaman kami. Aspek terapi (medis, non medis) dan teknis (biaya, dll), aspek psikologis/emosional (hubungan suami-istri, keluarga, orang tua, teman, saudara, dsb) dan aspek spiritual sangat berperan dan saling berhubungan. Sengaja saya pakai istilah `spiritual` karena aspek ini bersifat universal, tidak terkait agama/kepercayaan tertentu. Aspek religius beserta ritualnya sengaja tidak saya tulis secara detail karena hal ini sudah diatur oleh agama masing-masing. Saya berusaha untuk menulis hal-hal yang universal, karena pada dasarnya kita manusia adalah makhluk universal. Kalaupun ada hal-hal spesifik yang kami lakukan, hal itu karena memang kami lakukan dan perlu saya sampaikan..

Bahkan pada saat titik tertentu kami tidak tahu aspek mana yang berperan. Bisa saja aspek spiritual merupakan aspek terapi, namun bukan fisik kami yang sedang diterapi tapi jiwa kamilah yang sedang diterapi.

Saya mohon maaf jika ada yg kurang berkenan atau ada kesan menggurui. Saya tidak bermaksud demikian.

Banyak hal-hal tidak baik yang telah kami lakukan untuk ditinggalkan saja. Ada mungkin hal-hal baik yang dapat ditiru Harapan saya, pengalaman kami ini dapat membantu, memberikan semangat, menjadi inspirasi bagi pasangan-pasangan, keluarganya, handai taulan atau siapapun yang membaca dan membutuhkan. Amin.

ayah dari ”hana tiara sakti”
tinggal di jakarta

end of part 7.2. The end.